CIREBON – Anak usia dini yang
terkontaminasi gadget berpotensi menghambat
pertumbuhan. Psikolog Ade Herlina S Dhewantara SPSi merekomendasikan pengenalan
gadget pada anak usia dini hendaknya dimulai pada usia 3 tahun, itupun maksimal
30 menit per hari.
“Adanya tumbuh kembang anak yang terlambat bicara, belum tentu karena
ada gangguan pada organ mulut dan telinganya. Terlalu dini mengenalkan gadget
pada anak juga dapat mengakibatkan anak jadi kurang terstimulasi dalam
berkomunikasi,” ujar Ade, saat menjadi pemateri dalam seminar parenting, yang
diprakarsai RSIA Cahaya Bunda di Hotel Grage, Sabtu (29/2).
Menurutnya, gadget cenderung dipilih para orang tua untuk membuat
anak-anaknya “anteng”. Padahal, langkah tersebut keliru lantaran anak usia dini
harus lebih dirangsang untuk berkomunikasi dan dirangsang motorik halus dan kasar, serta interaksi verbal. Hal itu, kata dia akan membentuk karakter anak.
Baca Juga:Barongsai Terkendala RegenerasiMenikmati Sate Kalong Khas Cirebon
“Jadi kembali ke kitanya, kalau lebih milik membuat anak asal anteng
dengan memberi gadget, itu sangat tidak dianjurkan. Kalau
kami merekomendasikan pengenalan gadget pada anak
usia dini, minimal di usia 3 tahun itupun paling lama 30 menit per hari.
Sekarang kan banyak kita lihat anak 2 tahun biar anteng dikasih gadget
seharian,” ungkapnya.
Pemateri lainnya dalam seminar tersebut dr Isyanto SpA memaparkan
pentingnya memberikan vaksin imunisasi lengkap terhadap anak mulai. Menurutnya,
hal ini dapat mencegah terjangkitnya bakteri dan virus yang dapat berkembang
menjadi penyakit pada anak.
Humas RSIA Cahaya Bunda Dadi Yudi menambahkan, seminar ini digelar
dalam rangka mengedukasi terhadap para orang tua, khususnya yang memiliki anak
usia dini yang diharapkan dapat menjadi referensi dan panduan dalam mengawal
tumbuh kembang anak dari sisi kesehatan maupun psikologis anak.
“Di RS kami, selain menyediakan fasilitas pelayanan medis, juga rutin
memberikan edukasi kepada masyarakat tentang parenting, maupun wawasan
kesehatan lainnya. Tema-tema dalam setiap seminar yang kita gelar selalu
dinamis mengikuti kebutuhan dan isu-isu kekinian dalam kesehatan ibu dan anak
dan tema lainya,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam seminar saat ini pihaknya mengundang 100 peserta
secara gratis untuk mendapatkan pengetahuan dan