Ketua DPRD Kuningan: Tak Ada Konsep Tahura untuk Naikkan PAD

Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy memberikan keterangan persterkait DPRD dalam menyikapi pro kontra TNGC vs Tahura, usai rapat Banmus, kemarin.
JUMPA PERS: Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy memberikan keterangan pers terkait DPRD dalam menyikapi pro kontra TNGC vs Tahura, usai rapat Banmus, kemarin (2/3). FOTO: MUMUH MUHYIDDIN/RADAR KUNINGAN
0 Komentar

dia, ada aturannya dalam Tatib DPRD, termasuk untuk membahas apa pun itu boleh
dilakukan pansus.

“Aturannya seperti apa, tahapannya seperti apa sesuai
dengan tatib, minimal seperlima dari jumlah anggota mengusulkan pansus. Kalau
ada usulan pansus, ya silakan, kami sebagai pimpinan tidak mengarahkan, tidak
menggiring, mau dibuat pansus silakan, mau dibuat apa silakan, tergantung
usulannya. Karena setiap usulan itu kan harus direspons. Nanti
dirapatkan dulu dipimpinan, kalau disetujui pimpinan, disetujui Banmus untuk pansus,
ya pansus,” terangnya.   

Menanggapi adanya penolakan dari sekelompok masyarakat
penggiat lingkungan terhadap Tahura, Zul kembali menyatakan masyarakat itu
banyak. Untuk itu, agar tidak terjadi bola liar pro kontra di masyarakat,
terlebih di dewan juga diakuinya tidak satu pendapat, dewan bertugas menyatukan
pendapat-pendapat tersebut.

Baca Juga:Saudi Ganti Biaya Jamaah UmrahPembalap Asal Cirebon Juara hingga Detik Akhir di Final Nasional YCR 2020

“Soal perbedaan persepsi, saya tidak bisa
mengidentifikasi apakah itu atas nama fraksi atau perseorangan sebagai anggota
dewan. Maka dari itu, untuk membuat keputusan harus dilakukan melalui mekanisme
baik pansus, pokja, evaluasi, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat dan semua pihak jangan alergi
dengan mekanisme tersebut. Adanya pertentangan antara TNGC dengan Tahura, ia
sendiri kembali menyatakan tidak mau terjebak ke dalam hal itu. Yang jelas,
nanti hasilnya mau tetap TNGC atau diturunkan menjadi Tahura, semua harus siap
karena itu merupakan keputusan politik di DPRD.

“Tentunya dalam memutuskan ini dewan juga tidak bisa
sendiri. Kita harus mengundang dewan pakar, mengundang stakeholder yang terkait dengan semuanya,” ujarnya lagi.

Ditanya dari mana awal mula isu akan adanya perubahan
TNGC menjadi Tahura? Zul mengaku sama sekali tidak tahu. Yang jelas, kata dia,
kenyataannya isu ini sudah bergulir di masyarakat, ada yang menolak TNGC dan
ada juga yang menolak Tahura.

“Saya hanya mengingatkan kepada fraksi-fraksi bahwa di
luaran ini sudah terjadi dinamika pro dan kontra, dan kita tidak bisa mengukur
yang pro berapa yang kontra berapa. Sekarang dewan harus bisa menangkap itu
supaya tidak menjadi bola liar. Caranya bagaimana? Silakan fraksi-fraksi

0 Komentar