“Namun kita menyadari dari 31 kecamatan dan 317 desa di Indramayu tidak semuanya melek ilmu teknologi (IT). Maka dari itu target kita hanya sampai 31%. Namun, bisa atau tidaknya tergantung partisipasi dari masyarakatnya,” kata Judiharto.
Sebagai strateginya, BPS Indramayu melakukan langkah “Ngibar (Ngisi bareng)” online. Petugas melakukan pendampingan baik di desa, kecamatan, atau di instansi pemerintahan, agar data berkualitas.
Judiharto mengimbau masyarakat agar mau berpartisipasi aktif melakukan SP Online secara mandiri, seperti yang sudah diteladani Plt Bupati Indramayu. Perlu diinformasikan bahwa database yang BPS gunakan adalah Juni 2019. Sehingga ada kemungkinan yang membuat KK setelah Juni 2019 belum ada data base-nya.
Baca Juga:1,8 Juta Warga Sudah Ikuti Perekaman E-KTPRatusan Bayi Meninggal Dunia Tiap Tahun
“Jangan khawatir karena ada kesempatan untuk up date data di SP Online atau SP manual,” jelas Judi.
Jejen Priyatna, sebagai kepala Seksi Statistik Sosial, menambahkan, jika masyarakat terkendala terkait SP Online, petugas punya agen yang bisa membantu di lapangan, terutama mandiri.
Menurut Jejen, SP Online ini menjadi tolak ukur SP ke depannya. Jika partisipasi masyarakat bagus, maka harapan BPS selanjutnya akan SP Online semuanya.
“Saran kepada penduduk yang sudah melakukan SP Online mohon dicek kembali datanya, apakah sudah benar atau belum. Kemudian jangan lupa diunduh bukti data pengisiannya,” ujarnya. (jml/mgg)