JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Rahmat Santoso, adik ipar mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi. Nurhadi merupakan buronan kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait penanganan perkara di MA 2011-2016.
Kepada awak media, Rahmat enggan berbicara banyak terkait pemeriksaan yang telah dijalaninya. Ia hanya mengaku sudah lama tak berkomunikasi dengan Nurhadi.
“Ya itu ditanyakan ke penyidik saja. Semua sudah saya berikan keterangannya. Sudah lama ya kita tidak berkomunikasi. Mulai 2017 lah kurang lebih,” ujar Rahmat usai pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (4/3).
Baca Juga:Dukung Produk Penyandang DisabilitasOmnibus Law lewat Baleg Lebih Efektif
Rahmat pun mengaku tak memiliki bisnis yang dijalani bersama Nurhadi. Pun dengan bisnis keluarga. “Tidak ada (bisnis dengan Nurhadi),” kata dia.
Untuk diketahui, Rahmat diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk melengkapi berkas penyidikan ketiga tersangka dalam perkara ini yakni Nurhadi, menantunya Rezky Herbiyono, serta Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto. Sama seperti Nurhadi, Rezky dan Hiendra juga berstatus buronan.
Tim penindakan KPK juga telah melakukan penggeledahan di Kantor Advokat Rahmat di Surabaya, Jawa Timur, untuk mencari buronan Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono pada Selasa (25/2) lalu.
Meski begitu, Nurhadi maupun Rezky tak ditemukan di lokasi tersebut. Namun, penyidik menyita sejumlah dokumen maupun alat elektronik diduga terkait kasus suap dan gratifikasi perkara di MA tahun 2011-2016.
Dikonfirmasi terkait penggeledahan, Rahmat menyampaikan, tim KPK sempat menyita dokumen terkait PT MIT. Ia pun mengaku sempat menjadi kuasa hukum Hiendra Soenjoto.
“Yang disita cuma ada berkas terkait PT MIT saja, punya Pak Hiendra. Saya kebetulan kuasa hukumnya Pak Hiendra tapi sudah dicabut,” bebernya.
Pelaksana Tugas Juru Bicara bidang Penindakan KPK Ali Fikri mengungkapkan, Rahmat diperiksa dalam kapasitas sebagai advokat. Terhadapnya, kata dia, penyidik mendalami peran Rahmat terkait aliran suap yang diduga diterima Nurhadi.
Baca Juga:Gus Ipul Calon Tunggal Ketua DPC PKB Kota CirebonBawaslu Gandeng BIN Awasi Pilkada
“Rahmat Santoso diperiksa sebagai saksi untuk tersangka NH (Nurhadi) dan kawan-kawan. Penyidik mendalami keterangan saksi terkait dengan peran saksi dalam dugaan suap yang diterima oleh tersangka NH,” kata Ali Fikri.