Terjadi Kelangkaan Masker karena Pola Pikir yang Keliru

masker-(4)
Warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Sejak ramai virus corona, permintaan masker terus meningkat. FOTO: OKRI RIYANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

KEPALA Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr Edy Sugiarto MKes membenarkan terjadinya kelangkaan stok masker di sejumlah apotek. Saat sidak ketersediaan masker di sejumlah apotek, ditemukan beberapa apotek mengaku kehabisan stok atau mulai terbatas. Tapi, ada juga stok masker di salah satu apotek besar masih tersedia 6 dus besar masker.

Edy mengatakan, telah mengajukan dropping masker dari pusat dan telah menerima kiriman 10 ribu lembar. Ia pun mengimbau masyarakat membeli masker seperlunya saja.

“Sebetulnya ada persepsi yang keliru terkait penggunaan masker. Tidak dianjurkan juga orang sehat ke mana-mana pakai masker. Kecuali kalau ke lingkungan yang terdapat orang asing yang baru datang dari luar negeri,” ujarnya kemarin.

Baca Juga:KPU Gelar Tes Tertulis Anggota PPSHarga Masker 3 Kali Lipat, Polisi Turun Cek Apotek-Pasar Tradisional

Selain itu, kata Edy, penggunaan
masker bagi tenaga medis juga dibutuhkan karena dalam kesehariannya para tenaga
medis kerap berinteraksi dengan orang yang sakit. Edy lebih menyarankan
masyarakat untuk lebih mengutamakan menjaga kondisi kebugaran tubuh dan
kesehatan lingkungannya ketimbang penggunaan masker.

“Saya lebih menyarankan
untuk menjaga kondisi tubuh, kesehatan lingkungan, dan pola hidup sehat. Di
kita (Cirebon, red) ini kan nggak ada orang yang suka makan
makanan yang aneh-aneh. Kesehatan lingkungan juga cukup baik,” tuturnya.

Edy juga menegaskan corona meski berbahaya, tapi tidak perlu panik. Justru ia mengingatkan bahaya TBC.

“Jangan panik. Justru harusnya panik itu penyakit TBC. Dalam setahun mencapai 95 ribu kematian karena TBC di Indonesia,” katanya.

Ia mengingatkan kondisi batuk jangan selalu diidentikkan dengan corona. Di kehidupan kita, kata Edy,  penyakit apa pun ada tiga faktor. Yakni virus, lingkungan, dan tubuh manusia.

“Jadi, virus corona meski bahaya, jauh lebih kecil dari TBC. Virus itu akan mati di alam bebas, dan menular hanya dalam jarak 2 meter, lebih dari itu tidak bisa,” tandasnya. Karena itu, ia kembali menekankan tak perlu ada kepanikan.

“Karena yang terpenting adalah mencegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk mengonsumsi  seperti jahe, rempah-rempah, itu bagus. Sekali lagi, yang terpenting perilaku hidup bersih dan sehat. Hindari stres, corona tidak ada apa-apanya. Lebih bahaya TBC,” pungkas Edy. (azs/abd)

0 Komentar