BANDUNG – Tim Jabar Sapu Bersih Hoaks menerima 867 aduan masyarakat
sejak awal tahun hingga 4 Maret 2020. Sebanyak 326 aduan di antaranya, atau
37,6 persen terkait dengan COVID-19 atau virus Corona.
Jumlah aduan meningkat dalam
kurun waktu tiga hari terakhir sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan pasien
positif COVID-19 di Kota Depok, Senin (2/3). Peningkatannya tercatat 44,5
persen atau 145 dari 326 aduan yang masuk terkait informasi COVID-19.
“Setelah pengumuman itu, jumlah
aduan meningkat secara masif dan cepat. Ini wajar karena mungkin ada kepanikan
dan banyak kekagetan di masyarakat,” ujar Alfianto Yustinova, Sosial Media Fact
Checker di Jabar Saber Hoaks (JSH), Kamis (5/3).
Baca Juga:Perbaikan Jalan Kandang Perahu Tinggal Pengaspalan6 RT Desa Sayana Krisis Air Bersih
Dari 326 aduan yang masuk, JSH
telah mengklarifikasi 54 hoaks terkait virus Corona. “Sisanya adalah aduan lama
yang berulang, dan aduan yang hasil klarifikasinya adalah benar,” tutur
Alfianto.
JSH mengimbau masyarakat tidak
mudah mempercayai semua informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya.
Masyarakat harus memverifikasi informasinya ke berbagai sumber yang terpercaya
dan kredibel. “Pastikan dan cari dulu kebenarannya dari media-media yang
terdaftar di Dewan Pers,” sebut Alfianto.
Kemudian, lanjut Alfianto, jangan
sebarkan lagi informasi yang belum jelas kebenarannya. “Stop pada diri Anda
saja. Karena jika disebar lagi maka hanya akan menimbulkan kepanikan di
masyarakat. Atau kalau sudah tahu itu hoaks, beritahu orang sebanyak mungkin
banhwa informasi ini adalah hoaks,” tutupnya.
Di tempat yang sama, Koordinator
JSH Retha Aquila Rahadian menjelaskan, dari Januari 2020, pihaknya telah
mengedukasi masyarakat, mulai dari pengetahuan dasar virus Corona, cara
penularan, dan cara mencegahnya.
“Tahapan mendeteksi virus Corona
juga menjadi perhatian JSH untuk diinformasikan kepada masyarakat.
Istilah-istilahnya kami jelaskan, seperti ‘observation’, ‘suspect’, ‘probable’
sampai akhirnya ‘confirm,” jelas Retha.
Menurut Retha, penjelasan istilah
ini penting diberikan kepada masyarakat agar tidak panik dengan berita-berita
yang tersebar di media tentang status- status tahapan tersebut.
“Jadi selain memberikan
klarifikasi, Jabar Saber Hoaks juga sudah sejak awal berkembang isu tentang
virus Corona sudah memberikan edukasi,” kata Retha. (rls)