MAJALENGKA – Telkom Indonesia memberikan warna baru bagi dunia
Pondok Pesantren (Ponpes). Hal ini seiring masuknya program Pesantren ‘Go
Digital’ yang di launching, Kamis (5/3) di Ponpes Al-Mizan desa Ciborelang
kecamatan Jatiwangi.
Direktur Digital Business Telkom Indonesia,
Faizal Rochman Djoemadi menegaskan pesantren Go Digital ini merupakan program
pihaknya guna membantu pesantren agar semua produk produk yang dihasilkan oleh
pesantren bisa mendunia dan memiliki pasar dunia.
Dipilihnya pesantren sebagai Go
Digital karena memiliki basis masyarakat yang sangat kuat. Pasalnya jumlah
pesantren di Indonesia yang tersebar lebih 2 ribu pesantren, tentunya memiliki
sentra sentra produktif yang perlu dikembangkan melalui go digital ataupun go
online.
Baca Juga:Cegah Penyebaran Virus Corona, DPR Usul Sekolah DiliburkanCegah Demam Berdarah, Polisi dan Muspika Lakukan Fogging
“Beberapa diantaranya tidak
hanya mengenalkan produk namun juga informasi-informasi yang baik tidak hanya
untuk Indonesia tetapi juga untuk dunia,” tegas Faizal.
Menurutnya, model pondok pesantren
di Indonesia ini sangat unik. Diantaranya model pengasuhan dan pembinaan dan
peningkatan kompetensi masyarakat. Telkom Indonesia ingin menguatkan kembali
peran Ponpes agar lebih menjadi pusat kegiatan masyarakat untuk lebih
produktif. Melalui program ini, keberadaan pesantren Go Digital nantinya
pesantren itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar ponpes tetapi di
seluruh dunia.
Produk produk maupun informasi yang
disampaikan bisa lebih mendunia. Kebaikan kebaikan yang ada di pesantren ini
bisa di tularkan di seluruh dunia. “Ini merupakan tujuan atau aspirasi
Telkom untuk pesantren,” ungkapnya.
Pihaknya juga menyediakan fasilitas
laboratorium komputer, rumah kreatif pesantren, dan produk produk lainnya untuk
Go Modern, Go Digital dan Go Online. Disamping itu juga Telkom akan melatih
bagaimana supaya produk tersebut dikemas dengan sangat modern agar bisa
bersaing.
Sementara Go Digital bagaimana bisa
mempresentasikan produk agar menarik jika nanti dijual melalui Market Place dan
penjualan via online lainnya. Saat ini semuanya serba media jejaring sosial
yang dimanfaatkan untuk market place.
“Nantinya kami juga akan
mengenalkan bagaimana produk-produk itu dapat di konsumsi oleh masyarakat
global yang berjumlah sekitar 7 miliar tersebut,” imbuhnya.
Menurut Faizal, pondok pesantren