Dampak Wabah Virus Corona, 300 Juta Pelajar di Dunia Telantar

WABAH-VIRUS-CORONA-COVID-19
WABAH CORONA: Staf medis mengenakan pakaian pelindung membawa peti mati berisi mayat Assunta Pastore (87) yang meninggal karena positif COVID-19 di Italia. Data terakhir, Italia menjadi negara Eropa dengan jumlah kasus virus corona terbesar yakni mencapai 3.089 orang dan 107 meninggal. Foto: AP
0 Komentar

JAKARTA – Organisasi Pendidikan, Keilmuan,
dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) melaporkan bahwa hampir 300
juta siswa di seluruh dunia kini tak bisa sekolah, lantaran virus corona yang
sudah menyebar ke berbagai negara.

Italia menjadi negara terbaru yang menutup seluruh sekolah
dan universitas akibat virus mematikan tersebut. Hingga saat ini, tercatat
lebih dari 95.000 orang terinfeksi dan lebih dari 3.200 meninggal di seluruh
dunia akibat corona. Kini virus itu sudah mencapai sekitar 80 negara dan wilayah.

Sebagian besar kematian dan infeksi global terjadi di China,
tempat virus itu pertama kali muncul akhir tahun lalu. Wabah corona memicu
negara itu mengarantina seluruh kota, dan untuk sementara waktu menutup pabrik
dan sekolah tanpa batas waktu.

Baca Juga:Celeng Politik3 TKW di Singapura Divonis Bersalah

Ketika virus menyebar, negara-negara lain juga menerapkan
tindakan luar biasa. UNESCO menyatakan, 13 negara menutup seluruh sekolah,
memengaruhi sekitar 290,5 juta anak, sementara sembilan lainnya menerapkan
penutupan di beberapa kota.

“Skala global dan kecepatan gangguan pendidikan saat ini
tidak tertandingi dan, jika diperpanjang, dapat mengancam hak atas
pendidikan,” ujar Kepala UNESCO Audrey Azoulay, seperti dilaporkan AFP,
Kamis (5/3).

Italia pada Rabu memerintahkan sekolah-sekolah dan
universitas-universitas ditutup hingga 15 Maret. Hal itu sebagai respons atas
jumlah korban meninggal virus corona yang mencapai 107 orang.

Korea Selatan negara dengan jumlah kasus terbanyak di luar
China dengan hampir 6.000- menunda dimulainya tahun ajaran baru hingga 23 Maret.

Di Jepang, hampir semua sekolah ditutup setelah Perdana
Menteri Shinzo Abe menyerukan agar semua kelas dibatalkan hingga Maret dan
liburan musim semi. Liburan musim semi dijadwalkan akhir Maret hingga awal
April.

Sementara itu, sekitar 120 sekolah ditutup di Prancis pekan
ini di daerah dengan jumlah infeksi terbesar. (der/afp/fin)

0 Komentar