KUNINGAN– Silaturahmi dan
Dialog Pembaruan Kebangsaan Kuningan, memperkuat persatuan dan kesatuan,
sekaligus eksistensi bangsa. Ini ditegaskan Kepala Kesbangpol Kuningan H Dadang
Darmawan di hadapan ratusan warga berlatarbelakang suku, ras, agama, antar
golongan.
“Sesuai
fungsi dari Forum Pembauran Kebangsaan, atau FPK. Yaitu sebagai wadah
informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antar warga. Arahnya tentu
untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran
kebangsaan,” jelas Dadang saat kegiatan di Gedung Wisma Permata, Jumat (6/3).
Menurut
dia, FPK dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah. “Dari FPK,
semoga mampu meningkatkan pembauran di tengah pluralisme masyarakat,” harap
Dadang
Baca Juga:Penataan Komplek Astana Gunung Jati Segera DilakukanKetua DPRD Jabar Tertarik Desa Wisata Cibuntu
Wakil
Bupati Kuningan HM Ridho Suganda, optimis FPK mampu lebih meningkatkan iklim
kondusif di Kabupaten Kuningan. Yang memungkinkan adanya sikap masyarakat yang
menerima kemajemukan dan keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Terima
kasih, karena dapat bersilaturahim dengan peserta dari unsur FPK. Ada unsur
etnis Sunda, Jawa, Tionghoa, Arab, Papua, Batak, Flores, Padang Minang, Madura
yang berdomisili di Kabupaten Kuningan. FPK harus dapat lebih menjaga dan
memelihara keutuhan, persatuan,” tandasnya
Menurut
Wabup, Indonesia mempunyai banyak keberagaman dan kekayaan yang sangat
membutuhkan solidaritas antar sesama umat manusia, demi tercapainya kehidupan
harmonis. Mengacu pada Indonesia yang mempunyai budaya beraneka ragam, agama
dan suku.
Berbicara
tentang solidaritas antar umat manusia rasanya sudah biasa. Solidaritas umumnya
adalah kata yang dipakai untuk mempersatukan dan menyamakan perbedaan. Pada era
reformasi, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal bangsa
Indonesia. Hal itu terbukti dengan munculnya berbagai persoalan yang sumbernya
berbau kemajemukan, perubahan sosial mengakibatkan kepincangan-kepincangan
masyarakat.
“Kita
menjunjung tinggi demokrasi dan toleransi. Sebab itu, demokrasi dan toleransi
harus seiring sejalan, saling terkait erat, baik dalam komunitas masyarakat
politik maupun masyarakat sipil. Proses medernisasi ini sangatlah luas, hampir
tidak bisa dibatasi dengan ruang lingkup dan masalahnya seperti masalah sosial,
budaya, politik dan masalah teknologi,” papar dia.