CIREBON –
Pedagang di Jl Siliwangi masih marak terlihat saat Minggu pagi. Namun tidak
untuk di sekitar Balaikota Cirebon dan Gedung DPRD, terutama pasca car free day (CFD) ditiadakan.
Pedagang lebih banyak terlihat di persimpangan antara Jl
Siliwangi dan Moh Toha hingga perempatan/lampu merah Jl Slamet Riyadi.
Pantauan Radar Cirebon
Minggu (8/3) kemarin, ada sekitar 156 pedagang di sisi kiri dan kanan jalan di
sepanjang Jl Siliwangi. Ada yang menempati badan jalan dan trotoar. Pedagang
lebih ramai dan terlihat berkerumun, di sekitar Pasar Kramat. Macam-macam yang
dijual. Mulai konsumsi, hingga kebutuhan sandang.
Baca Juga:Pohon Tumbang Kabel ListrikPerlambatan Ekonomi, Koreksi Target Penjualan Ramadan
Pedagang gamis dan macam-macam kebutuhan busana muslim,
Zahra (39) mengatakan, jualan di lokasi tersebut tidak ada yang melarang.
Ia juga mengaku, tidak dipungut biaya oleh pihak manapun
untuk mendirikan lapak. Zahra berjualan dari pagi hingga menjelang siang.
“Yang nggak boleh di sekitar
kantor walikota. Kalau di sini, belum ada yang melarang, boleh-boleh saja. Nggak ada yang minta iuran juga,” ujar
Zahra, kepada Radar Cirebon, Minggu
(8/3).
Begitu juga dengan lokasi berjualan yang dipilih. Zahra
menambahkan, bahwa ia sendiri yang menentukan lokasi tersebut. “Waktu masih
ada CFD, sepanjang Jl Siliwangi ramai pedagang. Untuk sekarang, sekitar kantor
Walikota atau DPRD sudah nggak ada
lagi,” tukasnya.
Sementara itu, Kasnadi (28), pedagang ikat pinggang, tas,
serta aksesori mengatakan, bahwa dalam penentuan lokasi untuk berjualan, ia
lebih dahulu berkoordinasi dengan pedagang di sebelahnya. Yakni untuk
memastikan, bahwa tempat tersebut kosong dan memang tidak ada yang menempati. Sebab,
saat ini tidak ada yang mengatur lapak pedagang.
Kasnadi berjualan di bahu jalan. Sejak pukul 06.00-10.00 WIB. “Selain di Siliwangi, saya juga
berjualan di pasar malam. Pendapatan (di Jl Siliwangi, red) nggak seberapa,” katanya.
Di musim hujan penghasilan di pasar malam otomatis
berkurang. Sehingga ia merambah untuk berjualan di Jl Siliwangi. Ia juga
mengaku, tidak ada yang memungut iuran selama berjualan. “Mau jualan di
Bima, penuh lapaknya. Ya buat nambah-nambah jualan di Siliwangi,”