CIREBON – Transportasi
masal berbasis bus diyakini tidak akan mengubah rencana dan peruntukan Bus
Rapid Transit (BRT) Trans Cirebon. Pasalnya, Trans Jawa Barat (Jabar) yang
digagas pemerintah provinsi, belum untuk direalisasikan dalam waktu dekat.
Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati menjelaskan,
hasil pertemuannya dengan kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, belum ada
finalisasi tentang Trans Jabar. Sebab, program itu masih dalam tahap wacana di internal
pemerintah provinsi. “Masih dalam pembahasan internal PROVINSI,” kata Eti,
kepada Radar Cirebon, Minggu (8/3).
Namun demikian, wawali mengapresiasi kalau memang Trans Jabar
terwujud. Sebab, sistem transportasi masal berbasis bus ini, nantinya tidak
hanya mencakup dalam Kota Cirebon. Tapi bisa antar kota dan kabupaten di
Ciayumajakuning.
Baca Juga:Minggirkan Truk, Malah Terperosok dan TergulingPerayaan Hari Lahir Ke-97 Nahdlatul Ulama di Kabupaten Cirebon Meriah
Apalagi pengelolaannya nantinya melalui UPT Dishub Jawa
barat, sehingga lebih mudah dan bisa dapat dukungan anggaran dari Jabar.
Pihaknya juga tidak mempersoalkan kalaupun nantinya BRT akan
beralih fungsi menjadi Trans Jabar. Apalagi dari sisi pendanaan APBD Kota Cirebon
tidak cukup untuk mendukung program BRT. “Jadi kalau Dishub Jabar berencana
membuat Trans Jabar, pemkot mendukung penuh.
Sekretaris dinas perhubungan kota Cirebon, Ujianto Utomo
menjelaskan, saat ini proses persiapan pengoperasian BRT terus dilakukan. Termasuk
koordinasi Perusahaan Daerah Pembangunan (PDP) selaku perusahaan yang ditunjuk
mengoperasikan BRT. Juga terus melakukan koordinasi dengan Organisasi Angkutan
Daerah (Organda). “Kita terus lakukan komunikasi, termasuk langkah-langkah
rencana pengoperasian BRT,” ujarnya.
Ujianto juga menyinggung tentang perusahaan operator yang
bakal digandeng sebenarnya lebih sebagai operator, yakni perusahaan yang
menyediakan aplikasi sistem BRT. Aplikasi itu nantinya untuk pemesanan BRT melalui
aplikasi. Termasuk dari aplikasi calon penumpang bisa memonitor jarak BRT
dengan lokasi calon penumpang. Begitu juga sistem pembayaran ke depan dalam
bentuk cash less. Semuanya melalui
sistem aplikasi.
“BRT Jogjakarta dan Semarang sudah menerapkan cash less, Kota Cirebon ke depan juga
akan menerapkan itu,” ujar Ujianto.
Hanya saja untuk saat ini sistem cash less belum bisa diterapkan di Kota Cirebon. Namun seiring
pengoperasian BRT lambat laun sistem itu akan diterapkan. Misalnya menggunakan