DUA perusahaan
digadang-gadang menjadi operator bus
rapid transit (BRT) yang dikelola Perusahaan Daerah Pembangunan (PDP).
Pasca penunjukkan perusahaan daerah tersebut oleh pemerintah kota dalam hal ini
walikota, kabar terbaru calon investor malah mundur.
Atas kondisi ini, rencana operasional BRT diprediksi bakal
kembali tertunda. Sekertaris DPC Organda Cirebon, Karsono SH MH mengatakan,
rencana operasional BRT tinggal menunggu kesiapan anggaraan dari pemerintah.
Dari sisi teknis operasional telah disepakati bersama dengan
PDP dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon. Salah satunya terkait dengan
sosialisasi kepada para pelaku angkutan yang terdampak sudah disepakati menjadi
tanggung jawab Organda. Selain itu, terkait dengan rute, halte hingga besaran
biaya operasional kendaraan (BOK) sudah ditetapkan.
Baca Juga:Mendes Pesan Optimalkan Dana Desa untuk RakyatRumah Warga Palimanan Timur Terbakar
Pihaknya juga akan menyiapkan beberapa SDM yang akan
dipersiapkan untuk operasional BRT. Hal tersebut belum bisa dilakukan
karena belum adanya kucuran dana dari
pemerintah untuk mengopersionalkan BRT. “Teknis semuanya kita sudah bicarakan.
Tinggal masalah anggaran saja,” ungkap Karsono, kepada Radar Cirebon, Senin (9/3).
Menurutnya, operasional BRT sangat bergantung dengan
keberadaan anggaran. Jika anggaran sudah tersedia, maka operasional BRT pun
bisa segera dilakukan.
Sebelumnya, PDP dan Dishub telah menggandeng beberapa perusahaan
untuk menjadi investor. Namun dalam perjalanananya, calon investor tersebut
mengundurkan diri.
Kendati demikian, Karsono meminta pemerintah tidak kendur
dan menjadikan investor sebagai satu-satunya opsi operasional. Justru sudah
menjadi tugas pemerintah untuk menyediakan layanan transportasi yang memadai
untuk masyarakat.
Bahkan bila perlu dianggarkan subsidi baik dari sisi tarif
maupun operasional dari armada bus tersebut. “Mau tidak mau harus ada subsidi
saja lah. Kalau investor sih nomer sekian. Yang penting ada
anggaran maka BRT bisa segera jalan,” tandasnya.
Karsono menjamin, tidak akan terjadi gesekan dengan para
pengemudi angkutan kota (Angkot). Khsusunya pengemudi D1 dan D4 yang terdampak
dengan BRT. Pasalnya 2 rute angkot tersebut akan bersinggungan dengan rute yang
telah ditetapkan, yakni rute pertigaan Tiga Berlian Pegambiran- Jl Ahmad Yani-
Jl By Pass Brigjen Dharsono- Kedawung- Pilang- Krucuk- Jl Diponegoro- Jl Kapten