CIREBON – Selain kasus virus corona atau Covid-19, Pemerintah Kabupaten Cirebon juga fokus dalam penanganan demam berdarah dengue (DBD) dan dengue shock syndrome (DSS). Sejauh ini kasus DBD dan DSS di Kabupaten Cirebon menurun dibanding tahun sebelumnya.
Hal itu berdasarkan data Crisis Centre yang dimiliki Pemkab Cirebon per Februari 2020. Dari data Crisis Centre, perkembangan isu DBD dan DSS pada Februari 2020 tercatat 83 kasus. Dari angka tersebut tidak ada korban jiwa.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya di bulan yang sama, tercatat 205 kasus DBD dan DSS. Dari angka tersebut, terdapat 5 orang mengalami kematian.
Baca Juga:RS Putera Bahagia Antisipasi Covid-19Kesiapan Sekolah Antisipasi Dini Covid-19, Bukan Takut Tapi Waspada
Hal serupa pada Januari 2020. Kasus DBD dan DSS di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama.
Pada Januari 2020, tercatat 90 kasus DBD dan DSS di Kabupaten Cirebon. Sementara, pada Januari 2019, tercatat 100 kasus DBD dan DSS.
Namun, dari angka tersebut pada Januari 2020 terdapat 2 pasien DBD dan DSS mengalami kematian. Sementara pada Januari 2019, tidak ada kematian.
Sementara itu, untuk Maret 2019 tercatat 179 kasus DBD dan DSS dengan angka kematian 2 orang. Sementara Maret 2020, data kasus DBD dan DSS belum tercatat.
Secara keseluruhan, total kasus DBD dan DSS di 2019 tercatat 1.291 orang terpapar. Dari angka tersebut sebanyak 17 orang yang terpapar DBD dan DSS mengalami kematian.
Sebaran kasus DBD dan DSS yang banyak, di antaranya terjadi di wilayah Kecamatan Sedong, Kecamatan Semarang, Kecamatan Susukanlebak, Kecamatan Sindanglaut, dan Babakan. Dari lima kecamatan tersebut terjadi 65 kasus. Selebihnya tersebar di sejumlah kecamatan lain.
“Alhamdulillah kasus DBD dan DSS tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Walaupun saat ink sudah banyak kasus DBD di Kabupaten Cirebon tapi belum sampai KLB (kejadian luar biasa),” kata Kepala Dinas Kesehatan Cirebon, Eni Suhaeni, Selasa (10/3). (hsn/dri)