Lukas Lock

0 Komentar

Italia bahkan sudah menjadi ibarat Tiongkok —dua bulan lalu. Awalnya hanya Italia bagian utara yang di-lock down. Tapi sejak Rabu kemarin diperluas ke seluruh Italia. Tidak ada kesaksian orang Indonesia di Italia yang lebih dramatik dari apa yang ditulis Romo Lukas Nurak –yang sudah beredar luas di media sosial.

Romo Nurak dulunya menjadi pastor di Pulau Nunukan, Kaltara. Sejak beberapa waktu lalu beliau sudah bertugas di Roma, Italia. Semula saya ragu apakah betul itu tulisan Romo Nurak. Maka saya minta tolong seorang teman Katolik di Jogja. Teman saya itu pun menghubungi Romo Benny Susetyo Pr. “Menurut Romo Benny itu betul, itu tulisan Romo Nurak,” balas teman saya itu.

Tidak sampai 10 menit kemudian Romo Benny sendiri yang kirim WA ke saya. Sambil mengirim teks doa Paus Fransiskus untuk wabah sekarang ini. Begitu mengharukan tulisan Romo Nurak dari Italia itu. “Mohon…. doa untuk kami. Italia sedih, Italia berkabung…. Semua kota sepi, seperti kota mati tak berpenghuni…,” tulis beliau.

Baca Juga:DPRD Kuningan Siap Bentuk Pansus TNGCIngin Mengenal Lebih Dekat Produksi Koran dan TV

“Corona virus telah memporakporandakan perasaan kami, melumpuhkan semua kegiatan iman kami, perekonomian umat, perziarahan batin umat Tuhan dan semuanya serta segalanya……..”

“Orang mati tidak bisa dilayani untuk terakhir kalinya, perminyakan orang sakit tak bisa diamalkan, misa dan perayaan sakramen sakramentalia suci lainnya ditiadakan ……”

”Sejak diumumkan oleh pihak yang berwenang untuk tidak melayani kegiatan publik, maka mulai saat itu, misa untuk umat ditiadakan….. Perayaan keagaman dihentikan…. Perayaan sakramen sakramentalia untuk umat pun ditiadakan. Air suci tidak disediakan lagi di pintu-pintu suci-Mu….. Entah sampai kapan akan normal kembali ….. Semua diam … Semua bisu ……Hanya DOA dan HARAPAN, mohon PERTOLONGAN dari TUHAN.”

Apa yang diceritakan Pastor Nurak itu seirama dengan video-video yang beredar dari Italia.

Salah satunya seperti yang disiarkan stasiun TV Aljazeera. Sangat mengharukan. Luca Franzese seorang seniman ternama di Kota Napoli begitu bingungnya. Adiknya, perempuan, meninggal dunia. Mayatnyi dites. Positif Corona.

Luca pun harus dikarantina. Sekeluarga. Dianggap sudah berhubungan dengan penderita virus Corona. “Di depan saya ini mayat adik saya. Harus saya apakan?” keluhnya seperti frustrasi. Luca merasa pemerintah sudah tidak bisa memberikan jalan keluar: harus diapakan mayat itu. Akhirnya pemerintah menyarankan dibawa saja di rumah kematian.

0 Komentar