MOSCOW – Majelis
rendah parlemen Rusia menyetujui perubahan konstitusional yang memungkinkan Presiden
Vladimir Putin untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilihan pada 2024
mendatang.
Duma
Negara, nama kamar parlemen yang terdiri dari 450 jumlah kursi tersebut,
melakukan pemungutan suara mengenai perubahan regulasi itu dengan total yang
setuju sebanyak 383 suara.
Sementara
hasil pemungutan menunjukkan tidak ada satu pun yang tidak setuju. Sebanyak 43
anggota majelis memilih abstain, dan 24 anggota lainnya absen.
Baca Juga:70% Populasi Bumi Akan Tertular Covid-19 Hingga Tahun DepanModal Asing Kabur Rp40,16 Triliun
Setelah
mendapat persetujuan dari majelis rendah, usulan mengenai perubahan regulasi masih
harus ditinjau oleh bagian parlemen lainnya, termasuk majelis tinggi pada Rabu
pekan depan. Bagaimanapun, sejauh ini tidak ada oposisi yang diharapkan dapat
menjegal usulan tersebut.
Putin
merupakan tokoh yang mendominasi dunia politik Rusia selama dua dekade
terakhir, baik sebagai presiden maupun perdana menteri. Pada Januari lalu,
Putin telah mengumumkan soal usulan perubahan regulasi itu, namun memerlukan
persetujuan lebih lanjut dari parlemen.
Selasa
(10/3), Putin membuka jalan bagi perubahan konstitusional tersebut dengan
kemunculan mendadak di hadapan anggota parlemen. Dalam pidatonya, Putin
menyampaikan bahwa dia menyerahkan usulan perubahan regulasi pada keputusan
mahkamah konstitusi, yang secara formal akan menghitung periode pemerintahannya
dari nol.
Jika
mahkamah konstitusi memberikan restu bagi usulan amandemen serta mendukungnya
dalam pemungutan suara nasional pada April mendatang, Putin dapat kembali
menjabat sebagai presiden dengan periode enam tahun.
Dengan
usia 67 tahun saat ini, ada kemungkinan Putin bisa terus berkuasa selama dua
periode berikutnya alias hingga 2036 di mana dia akan berusia 83 tahun.
Situasi
ini membuat Alexei Navalny, seorang politisi oposisi, menyebut dirinya yakin
Putin berupaya untuk menjadi presiden seumur hidup.
Sementara
itu, Putin sendiri tidak menjelaskan rencana masa depannya setelah 2024, namun
menyebut dia tidak tertarik menjadi pemimpin seumur hidup yang umum terjadi di
masa Uni Soviet. (ant/dil/jpnn)