Beberapa Komoditi Langka, Ada Indikasi Tengkulak Bermain

Beberapa Komoditi Langka, Ada Indikasi Tengkulak Bermain
STABIL: Pekerja menata display sayuran dan produk sejenis di salah satu supermarket, Jumat (13/3). OKRI RIYANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

KREATIVITAS

Kelangkaan sejumlah komoditi di pasaran seharusnya memicu
masyarakat untuk kreatif. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung
Jati (UGJ) Cirebon, Prof Ida Rosnidah SE MM Ak CA menyebutkan, masyarakat
cerdas tidak seharusnya melakukan panic
buying
. Khususnya di Indonesia.

“Di saat situasi kepepet, kreativitas jalan. Bagaimana
caranya supaya bisa bertahan hidup,” ujar Ida Rosnidah, Jumat (13/3).

Alternatif barang pengganti, kata Ida, disebut juga sebagai
barang substitusi. Beragam contoh yang telah dipraktekkan. Seperti hand sanitizer atau pembersih tangan
dengan bahan dasar lidah buaya dan alkohol, ataupun menangkal Covid-19 dengan
bantuan jahe merah.

Baca Juga:Perkuat Trilogi Kerukunan Antar Umat BeragamaBumil Terima Bantuan Telur Ayam

Contoh lain adalah ketika masyarakat dihadapkan dengan
kelangkaan cabai. Kemudian, mereka dianjurkan untuk menanam cabai di halaman
rumah masing-masing. Contoh-contoh tersebut berkaitan dengan situasi saat ini.

“Pada titik tertentu, akan ada barang substitusi yang akan
mengikuti sesuai dengan hukum alam. Jadi kalau permintaan banyak, supply (ketersediaan, red) tidak ada, harga pasti naik. Tapi
pada suatu titik tertentu, akan jenuh. Tinggal dikeluarkan aja barang
substitusinya, barang penggantinya,” ungkapnya.

Ida berpesan, untuk menyikapi persoalan kelangkaan bahan
makanan dengan bijaksana. Dianjurkan dan memang harus waspada, namun tidak
bertingkah ceroboh, sehingga bisa menimbulkan gejolak ekonomi.

Permintaan yang tinggi lalu menimbulkaan kelangkaan dan
harga kebutuhan menjadi naik, ibarat siklus yang berdampak pada perekonomian.
Harga, ditentukan berdasarkan penawaran dan permintaan. (ade)

0 Komentar