China Prediksi Wabah Covid-19 Berakhir Juni

Virus-Outbreak-Indonesia
DETEKSI CORONA: Tim medis memeriksa suhu tubuh penumpang di Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, Indonesia, Jumat (6/3). Foto: AP/Tatan Syuflana
0 Komentar

JAKARTA – Penasihat kesehatan medis pemerintah China, Zhong Nanshan memprediksi, pandemi virus Corona yang dikenal Covid-19 akan berakhir pada Juni. Hal ini diungkapkan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi.

Dalam konferensi pers, Kamis (12/3) Zhong mengatakan, jumlah kasus pasien tanpa gejala dan terinfeksi ulang dari luar China lebih rendah dibandingkan pasien yang pulih. Zhong pakar epidemiologi terkenal yang membantu memerangi wabah SARS tahun 2003 lalu.

Selain itu, pemerintah China juga menyebut, epidemi virus corona (Covid-19) telah melewati fase puncaknya sebab hanya ditemukan delapan kasus baru di Provinsi Hubei pada Rabu (11/3). Itu pertama kalinya otoritas kesehatan di sana mencatat infeksi harian di bawah 10 kasus.

Baca Juga:WHO: Eropa Pusat Baru Pandemi Virus CoronaTak Memiliki Izin, Blue Sky Tutup Sementara

“Secara umum, puncak epidemi telah berlalu untuk China. Peningkatan kasus baru menurun,” kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China Mi Feng pada Kamis (12/3).

Delapan kasus baru yang dilaporkan berasal dari Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah Covid-19. Sementara di luar Hubei, China menemukan tujuh kasus baru dan enam di antaranya tertular di luar negeri.

Secara keseluruhan, pada Rabu lalu Cina mencatat 15 kasus baru Covid-19. Jumlah itu menurun karena sehari sebelumnya ditemukan 24 kasus. Kendati menurun, namun surat kabar Partai Komunis China, Peoples Daily, memeringatkan dalam tajuk rencananya bahwa kondisi masih sulit dan risiko penularan masih besar.

Sementara China Daily menilai pemerintah daerah harus melakukan yang terbaik untuk memastikan warga kembali bekerja sesegera mungkin. Pasalnya, banyak bisnis masih menghadapi kekurangan tenaga kerja dan gangguan rantai pasokan.

“Langkah-langkah pengendalian epidemi telah memberikan tekanan besar pada perusahaan China, terutama yang kecil dan menengah di sektor jasa,” kata China Daily dalam tajuk rencananya.

“Setiap penundaan lebih lanjut dalam pengembalian mereka ke operasi normal akan menyebabkan kebangkrutan luas dan kehilangan pekerjaan, yang akan mengancam stabilitas sosial,” lanjut isi tajuk China Daily tersebut.

Dapat disampaikan, China memiliki 80.793 kasus Covid-19. Namun hingga Selasa (10/3), 80 persen di antaranya atau 62.793 pasien telah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit.

0 Komentar