Paripurna TNGC, Deis: Evaluasi TNGC Tak Perlu Lewat Pansus

WakilKetua DPRD dari Fraksi Gerindra-Bintang, H Dede Ismail, memberikan sikap tegasfraksinya tak akan ikut dalam Pansus Evaluasi TNGC.
BEDA PANDANGAN: Wakil Ketua DPRD Kuningan dari Fraksi Gerindra-Bintang H Dede Ismail bersikap tegas fraksinya tak akan ikut dalam Pansus Evaluasi TNGC. FOTO: MUMUH MUHYIDDIN/RADAR KUNINGAN
0 Komentar

BTNGC bisa mengevaluasi diri terkait kinerjanya selama ini.

“Jangan mentang-mentang sebagai kepala BTNGC,
lalu BTNGC ini mempunyai kewenangan penuh dalam mengelola lingkungan hutan
Ciremai. Buktikan dong kalau BTNGC ada kegiatan penanaman
berupa 1 juta pohon kek, atau 10 ribu pohon, sampai saat ini memang
belum kelihatan gaungnya,” sindir Deis.

Kemudian juga soal zonasi, Deis memberikan
masukan agar BTNGC bisa memperjelasnya, termasuk juga soal koordinasi BTNGC
baik vertikal maupun horizontal harus dilakukan lebih aktif lagi.

“Artinya (BTNGC) dengan Bupati Kuningan
juga harus bersinergi, toh tujuannya sama untuk membangun dan
menjaga ekosistem. BTNGC juga harus mendengar masukan, seperti tidak terlalu kaku
dengan aturan, lebih fleksibel, ada zona inti yang diproduksi untuk lahan
gambut, kemudian harus ada penghijauan dalam rangka mencegah terjadinya erosi,
dan lain sebagainya. Ini juga harusnya bisa dipublikasikan oleh BTNGC,” saran
dia.

Baca Juga:Baru 118 Koperasi Gelar RATCegah Stunting, Bupati Bagikan 140 Ribu Telur

Soal PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)
dari objek-objek wisata, termasuk juga titik-titik mata air di kawasan TNGC,
menurut Deis agar BTNGC tidak merasa diberi kewenangan penuh oleh pemerintah
pusat.

“BTNGC harus menjalin komunikasi dengan
jajaran pemerintahan daerah di sini, ada pemda, ada DPRD, dan lain sebagainya,
jangan kaku lah. Jangan keukeuh merasa saya
diberi kewenangan oleh pemerintah pusat. Harus memberikan contoh yang baik,
terima semua masukan masyarakat, terima karena itu akan menjadi sesuatu yang
baik. Termasuk masukan dari pemerintahan daerah, baik itu eksekutif maupun
legislatif,” sarannya lagi.  

Pihaknya berharap semua berjalan baik-baik
saja untuk duduk bersama, berlaku lebih arif dan bijak, terlebih BTNGC juga
memiliki niatan baik untuk menciptakan ekosistem yang nantinya bisa
dimanfaatkan untuk generasi penerus, yakni untuk anak cucu.

“Kita jangan seperti makan cabai, sekarang
dimakan langsung terasa pedasnya. Ini gak bisa, mungkin manfaatnya akan terasa
50 tahun mendatang, atau 100 tahun ke depan, saat ekosistemnya ini sudah lebih
baik, mata rantai kehidupannya sudah seimbang, maka TNGC inilah yang berhasil
menjaga ekosistem di wilayah Ciremai. Untuk sekarang beri kesempatan dulu lah untuk

0 Komentar