JAKARTA-Putra sulung Soesilo Bambang
Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melanjutkan kepemimpinan
ayahnya usai terpilih secara aklamasi di Kongres V Partai Demokrat di Jakarta
Convention Center (JCC), Senayan, Minggu (15/3).
AHY, penerus
Trah Cikeas di tubuh partai berlambang mercy ini dinilai bakal membawa angin
perubahan. Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Adi Prayitno menyebut, secara personal dan organisasi, AHY memiliki
bekal yang lumayan mentereng.
“AHY sudah
punya bekal politik yang cukup luar biasa. Pertama, pengalaman jadi calon
gubernur DKI Jakarta, dia juga pernah jadi Komandan Kogasma, semacam sayap
politik di Demokrat yang memungkinkan dia melakukan penetrasi ke berbagai
daerah, terakhir bekal dia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Demokrat, dan
sangat terlihat,” jelasnya.
Baca Juga:Idealitas Intelektual dalam Ruang Publik PilkadaKinerja Jaksa Agung Dikritik
Selain modal
karir politik, usia AHY yang terbilang muda juga dinilai dapat menjadi magnet
pemilih muda yang bakal ramai pada hajat demokrasi lima tahunan nanti.
Kepopuleran AHY bahkan menanjak tajam menyalib adiknya, Ibas, usai berkontraksi
pada Pilkada DKI 2017 silam. “Modal muda dan populer ini bakal memaksimalkan
fungsinya sebagai ketua umum,” katanya.
Adi menilai
dua modal ini juga bakal membikin lari Demokrat moncer saat berebut pemilih
muda di 2024, mengingat pemilih golongan ini bakal meningkat sekitar 50 persen.
“Artinya
irisan pemilih sosiologis yang didasarkan pada umur, saya kira dengan sosok AHY
yang milenial, cukup menguntungkan bagi Demokrat dan AHY,” tambahnya.
Namun
bukannya tanpa tantangan, usia AHY yang muda juga bakal menimbulkan sentimen
negatif dari kader senior bilamana salah urus. Karenanya, Adi menyarankan AHY
merumuskan kepengurusan yang dapat mewakili kepentingan kelompok lain.
Misalnya, lanjut Adi, AHY menunjuk Sekretaris Jenderal dari kalangan senior
guna mengkonsolidasikan kekuasaan internal partai. (irf/gw/fin)