CIREBON –
Pengelolaan zakat infak sedekah dan wakaf (Ziswaf) ke depannya diharapkan dapat
dilakukan dengan cash less. Salah
satunya melalui aplikasi Quick Response
Indonesia Standard (QRIS) yang kini tengah gencar disosialisasikan oleh
Bank Indonesia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Bakti
Artanta menjelaskan, pengelolaan Ziswaf di tanah air ini memiliki potensi yang
cukup besar. Secara nasional bila potensi tersebut dioptimalkan dapat mencapai
angka Rp217 triliun. Namun, potensi yang saat ini mampu terealisasi baru
sebesar 2-4 persen saja.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Badan Wakaf Indonesia
(BWI), maupun lembaga pengelola Ziswaf yayasan dan swasta lainya didorong untuk
mulai menerapkan sistem transaksi lewat QRIS ini. Termasuk DKM masjid-masjid
besar yang memiliki aktifitas pengelolaan Ziswaf.
Baca Juga:TNI Sukseskan Program Bangga KencanaPraveen/Melati Juara All England 2020
“Dengan menggunakan QRIS ini diharapkan potensi Ziswaf
tersebut bisa meningkat dan meningkat lagi, sehingga realisasi dari potensi
Ziswaf di Indonesia bisa terus naik, paling tidak kita targetkan di atas 10
persen,” kata Bakti, kepada Radar
Cirebon, Jumat (13/3).
Dia menjelaskan, keuntungan pengelolaan ziswaf dengan cashless melalui QRIS ini, petugas di
lembaga-lembaga tersebut tidak perlu lagi menghitung tunai lembar per lembar
dana atau aset yang masuk. Sebab sudah tercatat secara otomatis lewat sistem,
sehingga keuntungan lainya meminimalisasi masuknya peredaran uang palsu yang
terselip.
Selain mendorong lembaga pengelola Ziswaf dalam menerapkan
sistem QRIS ini, BI juga kedepannya akan mendorong agar muzaki dan muwakif
untuk dapat menerima sistem transaksi non tunai ini.
Saat ini lembaga pengelola Ziswaf di wilayah Ciayumajakuning
yang telah menerapkan metode transaksi QRIS baru di DKM At-Taqwa. Untuk itu,
pihaknya mengundang DKM masjid-masjid besar dan lembaga ziswaf yayasan swasta
lainnya se-Ciayumajakuning untuk diberikan sosialisasi dan edukasi program
digitalisasi pengelolaan keuangan ini. (azs)