JAKARTA – Selain stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah untuk tetap menggeliatkan perekonomian nasional akibat pandemi virus corona, namun ekonom meminta pemerintah juga harus memikirkan kebutuhan pangan dalam negeri, terutama kebutuhan beras.
Kepala Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri meminta pemerintah untuk membuka keran impor. Hal ini jangan sampai harga beras melambung tinggi akibat kelangkaan beras di tengah-tengah masyarakat.
Dia mengatakan, pemerintah menargetkan panen raya di bulan Maret hingga April ini, dan diperkirakan hingga Agustus 2020 pasokan beras mencapai 22 juta ton. Namun, dia meragukan sebab selama ini panen beras selalu meleset. Bahkan, data pangan juga tak akurat.
Baca Juga:Virus Corona Tidak Bisa Diremehkan, Nadiem Ajak Masyarakat Bekerja, Belajar, dan Beribadah dari RumahDiterima Kerja sebelum Lulus Ujian, SMK Salafiyah Plumbon Cetak Lulusan Andal dan Bermutu
“Selama ini target panen enggak pernah terpenuhi. Perbaikan data yang baru juga perlu dilakukan. Ini sekarang ada situasi yang ektrem, ada situasi yang mendesak,” kata dia, kemarin (15/3).
Importasi beras, kata dia, memang hanya 5 persen dari total. Meski begitu, untuk memenuhi kebutuhan konsumen sangat penting. Sebab jangan sampai, terjadi kelangkaan beras karenanya harus segera dilakukan impor beras.
“Jadi Kementerian Pertanian (Kementan) harus cepat-cepat memberikan rekomendasi, kalau yang bisa impor, ya impor sekarang, jangan tunda-tunda lagi,” ujarnya.
Di juga menyoroti soal impor gula dan bawang bombai yang terbilang terlambat. Pasalnya, ketika harga bawang bombang dan gula meroket, baru pemerintah membuka impor. Tindakan tersebut kurang tepat. Oleh karena itu, impor beras sebelum terlambat harus segera dilakukan.
“Bawang bombang bukan karena virus corona, tapi sudah sejak November sudah enggak ada rekomendasi impor yang dikeluarkan. Sekarang sudah telat. Dan sekarang ini sejak dua bulan terakhir, harga beras dunia sudah naik 2 persen. Artinya kita sudah harus mulai secure impor beras,” tutur dia.
Terpisah, Staf Ahli Kemenko Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi memastikan pemerintah bakal kembali membikan impor beras guna ketersediaan pasokan dan menjaga stabilitas harga menjelang Ramdan dan Lebaran Idul Fitri 2020 mendatang.
“Kita sudah belajar dari kurva inflasi, siklus inflasi, karena biasanya barang yang dibutuhkan jelang hari besar keagmaan itu apa,” kata dia.