Rawan Bencana, Bupati Dorong Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan

Bupati bersih2
BERSIH-BERSIH: Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd bersama Forkopimda menggelar kegiatan kebersihan lingkungan di tempat ibadah dan jalan, Sabtu (14/3). FOTO: ONO CAHYONO/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

MAJALENGKA – Masuknya Kabupaten Majalengka sebagai daerah rawan bencana
disikapi serius Pemerintah Kabupaten Majalengka bersama Forkopimda. Hal ini
menyusul banyaknya kejadian bencana alam seperti longsor dan banjir. Forkopimda yang dipimpin langsung oleh Bupati Majalengka Dr H
Karna Sobahi MMPd pun melakukan
gerakan kebersihan lingkungan, Sabtu (14/3).

Pendopo dan Masjid
Agung Al Imam menjadi titik awal kegiatan tersebut. Dalam kesempatan tersebut
Bupati mengakui musibah banjir dan longsor disebabkan alih fungsi lahan.
Karenanya pihaknya mengajak masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. 

“Histori longsor dan banjir akibat perbuatan tangan
manusia. Mudah alih fungsi lahan. Makanya ketika terjadi banjir berdampak
langsung kepada masyarakat. Kami mengambil langkah didasarkan dan diingatkan.
Reboisasi dan Jumsih melalui gerakan kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga:TNGC Dipansuskan, Kawungsari DibiarkanGP Ansor Tancap Gas Genjot Kaderisasi

Ke depan, kata Bupati, pihaknya
akan mengagendakan program kebersihan
bersama rakyat. “Bupati tidak hanya memerintah, menunjuk dan menandatangani
admistrasi saja tetapi melakukan juga bersama masyarakat. Ini yang akan kita galakkan.
Program-program bersifat monumental seperti rakyat dan TNI, rakyat dengan Polri, namun kita harus galang lebih kebersamaan
lagi,” imbaunya.

Karna mengungkapkan, sesungguhnya fitrah manusia itu bersatu dan
cinta lingkungan serta senang bekerja dan menjaga kebersihan. Namun pihaknya mengaku saat ini masyarakat kerap meninggalkan tradisi peduli terhadap lingkungan.

Banjir dan longsor, lanjut
dia, karena perbuatan tangan manusia. Lebih konkretnya senang
menebang namun jarang menanam pohon. Banyaknya penebangan ini tidak seimbang
dengan penanaman. Bupati akan menempuh kembali program lingkungan dan mengingatkan kembali masyarakat melakukan reboisasi lahan kritis untuk
mengantisipasi peristiwa banjir dan longsor.

“Faktor banjir dan longsor sudah jelas akibat hutan gundul,
hulu sungai sudah tidak ada lagi pohon yang tadinya mampu menahan laju air.
Majalengka saat ini tengah berupaya meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan
dibarengi dengan masyarakat peduli lingkungan,” tandasnya. (ono)

0 Komentar