KUNINGAN – Bencana banjir bandang melanda Desa Ciberung Kecamatan Selajambe Kabupaten Kuningan, Kamis malam (9/4). Hingga Jumat siang (10/4), banjir dari luapan Sungai Cijolang itu belum surut.
Berdasarkan informasi dihimpun, bencana banjir bandang tersebut terjadi saat hujan turun sangat deras. Seketika Bukit Loa di Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, di atas Sungai Cijolang ambrol hingga menutup aliran sungai. Akibatnya, air sungai pun berbelok arah dan masuk menggenangi pemukiman warga di
“Kejadiannya sekitar pukul 20.00 WIB, hujan deras menyebabkan tanah longsor bukit di atas Sungai Cijolang yang masuk wilayah Ciamis. Namun dampaknya material tanah dan kayu menutup aliran sungai dan airnya belok ke pemukiman warga. Akibatnya sebanyak 47 rumah warga di RT 14 terdampak, ada 12 rumah yang paling parah genangannya hingga masuk ke dalam,” ungkap Camat Selajambe Agus Sumedi kepada Radar, kemarin.
Saat awal kejadian banjir bandang, lanjut Sumedi, air bah menggenangi pemukiman warga hingga setinggi 50 sentimeter. Hal ini pun cukup mengejutkan warga setempat hingga langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.
“Tebing yang longsor tingginya mencapai 15 meter dan lebar sekitar 100 meter membawa material tanah dan pepohonan. Praktis longsoran tanah menutup seluruh aliran Sungai Cijolang dan membelokkan air ke pemukiman warga. Kondisi ini praktis mengejutkan warga sehingga langsung berhamburan keluar tanpa sempat membawa barang berharga mereka,” papar Sumedi.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Rumah-rumah warga yang terdampak pun, kata Sumedi, hanya tergenang hingga setinggi lutut orang dewasa dan tidak sampai ada yang rusak.
“Kini semua warga di RT 14 masih mengungsi ke rumah keluarganya yang lokasinya lebih aman. Jumat pagi tadi warga banyak yang mulai berbenah mengambil barang-barang berharga untuk dibawa ke pengungsian hingga kondisinya dinyatakan aman,” ungkap Sumedi.
Hingga Jumat siang, belum ada penanganan longsor dari pihak terkait. Warga pun meminta agar pihak terkait segera mendatangkan beko ke lokasi, untuk mengeruk longsoran tanah, karena tidak mungkin menggunakan tenaga masyarakat. “Harus cepat ada beko untuk mengeruk tanah yang longsor. Kalau sama warga, gak mungkin bisa, harus pakai alat berat,” kata Nendi, salah seorang warga setempat.