KUNINGAN – Jembatan gantung Sungai Cibatu penghubung Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang, dengan Desa Karangwuni, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, ambruk Kamis sore (9/4). Jembatan kebanggaan warga dua desa yang belum sempat diresmikan tersebut ambruk akibat pondasi jembatan ambrol tergerus aliran Sungai Cibatu.
Jembatan gantung yang pembangunannya menghabiskan Rp3 miliar dari anggaran pemerintah pusat tersebut dinyatakan rampung pada Desember 2019 lalu. Warga pun menyambut antusias keberadaan jembatan sepanjang 120 meter tersebut dan kerap dijadikan spot selfie warga setempat saat pagi dan sore hari.
Sayangnya, belum sempat jembat tersebut diresmikan penggunaannya oleh pemerintah, ternyata takdir berkata lain. Arus Sungai Cibatu yang deras dan kerap berubah-ubah, ternyata semakin melebar mendekat bantalan jembatan dan menggerus lapisan tanah di bawahnya hingga akhirnya jembatan pun ambruk.
Kepala Desa Sukadana Uha Suhanan mengatakan, insiden jembatan ambruk tersebut terjadi pada Kamis sore (9/4) sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kuningan menyebabkan aliran Sungai Cibatu semakin deras dan mengikis bantaran sungai sebelah timur tempat tembok jembatan berdiri.
“Beruntung saat kejadian tidak ada warga yang melintas, sehingga musibah jembatan ambruk ini tidak sampai menyebabkan korban jiwa. Karena memang sebelumnya kami sudah lakukan penutupan karena sudah ada tanda retak di beberapa bagian tembok jembatan,” ujar Uha.
Kejadian jembatan ambruk tersebut langsung ditanggapi Kadis Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Kuningan M Ridwan Setiawan dan juga pejabat dari Kementerian PUPR meninjau lokasi kejadian, kemarin (10/4). Ridwan mengungkapkan, jembatan yang awal pembangunannya dilaksanakan pada Agustus 2019 lalu tersebut merupakan proyek nasional yang menghabiskan anggaran sekitar Rp3 miliar.
“Kabupaten Kuningan mendapat jatah enam pembangunan jembatan gantung dari pemerintah pusat, salah satunya di Dusun Patapan, Desa Sukadana, yang menghubungkan dengan Kabupaten Cirebon. Segala proses pembangunan jembatan ini dilakukan oleh pusat, termasuk penunjukan perusahaan yang mengerjakan pun dari pusat, sedangkan Kabupaten Kuningan hanya tinggal menerima saja,” ujarnya.
Ridwan mengaku sedih dengan kejadian jembatan gantung tersebut ambruk sebelum sempat diresmikan oleh Presiden Jokowi. Padahal, kata Ridwan, jembatan tersebut menjadi kebanggaan warga Desa Sukadana dan keberadaannya sudah dirasakan manfaatnya oleh warga setempat.