“Pembangunan jembatan ini dinyatakan rampung sejak bulan Desember lalu dan masyarakat sudah banyak yang merasakan manfaatnya untuk berangkat kerja atau sekolah, menjual hasil tani sampai-sampai kerap dijadikan tempat selfie warga. Namun ternyata alam berkata lain, aliran Sungai Cibatu yang liar membuat jembatan ini ambruk seperti ini,” ujar Ridwan diamini Sekdis PUTR Yudi Nugraha dan Kabid Bina Marga Teddy Sukmajaya.
Lebih lanjut Ridwan mengatakan, sebelum jembatan tersebut ambruk sebenarnya pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi dengan mengirimkan satu alat berat melakukan pengerukan untuk normalisasi aliran sungai. Namun sayang, saat dalam perjalanan menuju lokasi ternyata kendaraan pengangkut alat berat tersebut terguling sehingga pekerjaan normalisasi aliran sungai tidak bisa dilakukan.
“Sehari sebelumnya saya sudah meninjau kondisi jembatan dan melihat ada beberapa retakan, dan air benar sudah semakin dekat dinding jembatan. Oleh karena itu hari Kamis pagi satu unit alat berat langsung dikerahkan untuk melakukan normalisasi aliran sungai, namun sayang di perjalanan malah terguling dan jembatan keburu ambruk,” ujar Ridwan.
Atas kejadian ini, Ridwan mengatakan, pihaknya telah melaporkan kepada Kementerian PUPR dan langsung ditanggapi dengan mengirimkan beberapa pejabatnya untuk melakukan investigasi. Ridwan pun berharap, secepatnya ada penanganan agar jembatan tersebut bisa kembali dibangun sehingga mobilisasi warga Desa Sukadana bisa kembali normal.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Polsek dan Koramil setempat untuk berjaga di lokasi mengamankan aset jembatan yang ambruk agar tidak diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kami sangat berharap pemerintah pusat segera menangani kejadian jembatan ambruk ini bisa kembali dibangun agar warga bisa kembali beraktivitas seperti kemarin-kemarin,” ujar Ridwan.
Sementara itu, Kabid Preservasi dan Peralatan II Kementerian PUPR Apri Artoto mengatakan, pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap penyebab ambruknya jembatan gantung tersebut. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah jembatan tersebut akan dibangun lagi atau dibatalkan.
“Sebenarnya sejak awal pembangunan jembatan tersebut sudah diperhitungkan secara matang, menempatkan pondasi pilon jembatan sekitar 10 meter dari aliran sungai. Namun ternyata kondisi alam menyebabkan aliran sungai terus bergeser dan mendekati pondasi jembatan dan mengikis hingga akhirnya jembatan ambruk. Saat ini kami sedang melakukan investigasi dan hasilnya nanti kami laporkan ke pimpinan kami di Kementerian PUPR, apakah nanti hasilnya dibangun kembali atau bagaimana, tergantung kebijakan pusat,” papar Apri. (fik)