Rabu, 25 Maret 2020
Keadaan saya makin stabil walau kadang tiba-tiba sesak parah. Batuk cuma sesekali namun jika oksigen dilepas akan langsung sesak nafas. Hari itu saya mendapat kabar bahwa kedua hasil tes swab sudah keluar. Swab tanggal 17 Maret positif covid19, namun swab 20 Maret sudah negatif. Alhamdulillah. Berarti sesuai SOP covid-19, jika hasil swab yang 24 Maret lalu juga negatif, saya sudah boleh pulang. Saya benar-benar sudah rindu dengan anak-anak dan istri.
Kamis, 26 Maret 2020
Saya di-rontgen kembali. Menurut dokter, hasilnya sudah lebih bagus dari rontgen sebelumnya. Jadi dokter paru penanggung jawab saya mengizinkan saya pulang walau hasil tes swab ketiga belum keluar. Karena menurut beliau, hasil swab tersebut diperkirakan akan keluar masih 5 hari lagi sementara klinis saya sudah jauh membaik. Namun setelah diskusi dengan keluarga terutama tante, menurut mereka akan lebih baik jika saya pulang setelah tidak sesak lagi tanpa menggunakan oksigen. Saat itu memang saya masih sesak jika oksigen dilepas. Apalagi saat itu saya masih batuk dan sesak parah setelahnya.
Jumat, 27 Maret 2020
Saya mulai berlatih sesekali melepas oksigen. Saya coba perlahan dan ketika mulai sesak saya pasang kembali. Begitu terus sampai saya tidur.
Sabtu, 28 Maret 2020
Saya sudah lepas infus, tinggal jarumnya saja yang masih terpasang untuk injeksi obat. Saat itu kedua tangan saya sudah bengkak karena sudah lima kali pindah jarum infus. Hari itu alhamdulillah saya bisa stabil tanpa bantuan oksigen lebih dari 12 jam.
Hanya sesekali batuk namun sesaknya masih bisa dikendalikan. Akhirnya saya dan keluarga memutuskan bahwa saya akan pulang ke rumah esok harinya pada hari Minggu. Bertepatan dengan selesainya isolasi mandiri anak-anak dan istri saya sehingga mereka bisa menjemput saya. Alhamdulillah selama isolasi mereka bertiga tidak ada yang mengalami gejala covid-19. Kalaupun sempat tertular, mungkin imun tubuh mereka sudah mengalahkannya.
Minggu, 29 Maret 2020
Semua administrasi diselesaikan via online oleh adik saya dan pembayarannya dilakukan via transfer. Sehingga ketika anak dan istri saya datang menjemput, saya langsung bisa pulang dan istri saya tidak perlu mengurus apa-apa lagi di RS. Sebelum pulang saya disuruh mandi dengan sabun khusus lalu baju dan barang bawaan disemprot dengan disinfektan di pintu keluar. Sekalian saya berpamitan dengan para suster yang sangat berjasa dalam hidup saya namun jika bertemupun suatu saat nanti saya tidak akan bisa mengenali mereka satupun. Karena semenjak saya ditangani di IGD covid di RS swasta sebelumnya sampai sekarang ini, seluruh tenaga medis dan petugas kebersihan menggunakan baju astronot atau hazmat full saat bertemu saya.