Perjalanan Menjadi Pasien Covid-19 di Awal Pandemi

alat-tes-corona-buatan-china
Ilustrasi alat tes deteksi virus corona, tes covid-19, tes corona(Shutterstock)
0 Komentar

Okelah, saya nggak masalah harus bayar mandiri. Toh ada asuransi kantor. Tapi untuk tes, syaratnya harus mendapatkan surat rekomendasi dari dokter. Akan lebih baik internist atau dokter paru.

Senin, 16 Maret 2020
Saya datang ke salah satu RS swasta lain di Jakarta Selatan. Saya membuat janji dengan dokter internist gastro jam 7 malam. Rencananya saya ingin konsultasi terkait mag yang sampai bikin dada sakit, sekalian meminta rekomendasi untuk melakukan tes covid-19.
Saat pemeriksaan sebelum ke ruang praktek dokter, tiba-tiba saya demam 38,5 dan sangat lemas. Saya sampaikan ke suster kalau saya pernah kontak dengan WNA dari luar negri. Mereka langsung panik lalu membawa saya ke IGD khusus isolasi suspect covid19.
Di sana saya di cek darah dan rontgen paru. Hasil lab darah menunjukkan memang ada infeksi, dan hasil rontgen menunjukan kalau ada bronco pneumonia atau bercak di paru. Ternyata dada saya yang sesak bukan karena maag, tapi memang ada masalah di paru-paru saya. Padahal saya tidak merokok dan tidak memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya.
Tidak berapa lama dada saya yang sakit berubah menjadi sesak nafas. Saya meminta suster untuk memberikan oksigen, namun ternyata di IGD tersebut tidak tersedia. Setelah hampir sejam, baru mereka mendapatkan oksigen portable dan langsung dipasangkan agar saya bisa bernafas normal kembali.
Mereka juga memasangkan cairan infus untuk pemberian antibiotik. Malam itu saya tidak diperbolehkan pulang sebelum ada feedback laporan dari RS ke Dinkes terkait kondisi saya yang dicurigai covid. Menurut suster di RS, prosedurnya jika saya ditetapkan sebagai ODP saya dipersilakan pulang untuk isolasi mandiri selama 14 hari. Namun jika saya ditetapkan sebagai PDP, saya akan dirujuk ke RS Rujukan Covid-19 untuk diperiksa lebih lanjut.
Akan tetapi, sekalipun saya ditetapkan sebagai PDP, tidak bisa langsung dilakukan tes swab karena RS rujukan akan melakukan penilaian dulu apakah perlu dilakukan swab atau tidak karena terbatasnya jumlah kit pengujian. Apa? Dengan kondisi dan gejala sudah seperti ini saya masih tetap tidak pasti akan di tes?

0 Komentar