“Kami ikuti kalau ada solusi dari pemerintah, kami siap jalankan protokol kesehatan. Bahkan di kita sudah dilakukan, setiap keberangkatan shuttle selalu diatur jarak dan diperiksa suhunya. Armadanya pun kita rutin semprot,” jelas Adam ditemui di kantornya di kawasan Pilang, Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Dari data yang ia miliki, saat ini jumlah armada bus sekitar 90 unit di pool Bhineka Cirebon sudah 100 persen tidak beroperasi. Bus-bus tersebut dikandangkan setelah pemberlakuan pelarangan mudik. Untuk shuttle ada 120 unit yang sekarang masyoritas dikandangkan karena rute yang tersisa sangat terbatas.
“Kita tidak punya pilihan selain merumahkan sementara waktu dengan kebijkan-kebijakan tertentu. Untuk 1 bus itu minimal 3 orang awaknya, untuk jalur Cirebon-Merak itu minimal 6 sampai 9 orang. 40 unit yang Cirebon-Merak tinggal dikali saja jumlah yang kita rumahkan sementara ini,” pungkasnya.
Seperti diketahui, larangan mudik efektif diberlakukan Jumat (24/4). Pada hari pertama itu, sedikitnya 3.000 kendaraan yang melintas di sejumlah jalan tol dan jalan arteri di Jabodetabek dipaksa pulang atau putar balik. Khusus di jalur tol, ada sekitar 1.400 kendaraan yang dipaksa putar balik ke tempat awal. Sisanya sekitar 1.600 dihalau di jalur arteri.
Kepala Korlantas Polri Irjen Istiono mengatakan di wilayah hukum Polda Metro Jaya tercatat ada 16 titik cek poin. Ia mengatakan upaya penyekatan ini terus dievaluasi demi penerapan yang lebih baik lagi di lapangan. Mantan Kapolda Babel ini menegaskan, penjagaan di titik-titik penyekatan dilakukan selama 24 jam. Penyekatan bukan hanya di jalur tol. Namun juga dilakukan di jalur-jalur arteri.
Pada Operasi Ketupat 2020 kali ini, petugas tidak boleh lengah untuk memantau kendaraan yang lewat.
“Operasi Ketupat sebelum-sebelumnya, petugas bisa lebih santai. Ini tidak. Petugas harus jaga terus, harus mengingatkan pengguna jalan yang mau mudik,” katanya.
Istiono menjelaskan sejak Jumat dini hari lalu (24/4) pukul 00.00 WIB terlihat pemudik dengan menggunakan kendaraan pribadi berbondong-bondong meninggalkan Jakarta menuju arah Jawa Tengah.
“Kebanyakan menggunakan mobil pribadi. Kami putarbalikkan. Mobil sewa juga kami putarbalikkan. Apalagi yang bus. Masih banyak bus-bus yang ditahan di terminal-terminal,” katanya.