KUNINGAN – Puluhan bus milik PO Primajasa dan Damri terpaksa dititipkan di Terminal Tipe A Kertawangunan, terimbas kebijakan Pengawasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang banyak diberlakukan di sejumlah kota besar.
Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Kertawangunan Ahmad Sardi mengatakan, total ada 46 armada bus milik Primajasa dan satu bus Damri dititipkan di Terminal Kertawangunan karena dampak kebijakan PSBB di Jakarta dan Bandung. Bus-bus tersebut terpaksa dititipkan karena tidak bisa melanjutkan perjalanan ke garasi perusahaan sejak pemberlakuan PSBB 24 April lalu.
“Bus-bus tersebut tidak bisa masuk ke Jakarta dan Bandung karena kebijakan PSBB sehingga diperintahkan pulang kembali lagi oleh petugas jaga di perbatasan. Karena PO Primajasa dan Damri tidak punya garasi di Kuningan, maka solusinya mereka menitipkan di terminal Kertawangunan,” ujar Sardi kepada Radar, kemarin.
Sardi mengatakan, sejak pemberlakuan PSBB di sejumlah kota besar praktis menghentikan seluruh operasional perusahaan otobus yang beroperasi di Kabupaten Kuningan. Nasib baik bagi perusahaan bus asal Kuningan seperti Luragung dan Setianegara yang mempunyai garasi masing-masing, sehingga seluruh armada busnya langsung masuk kandang.
“Sejak pemberlakuan PSBB tanggal 24 April tidak ada kendaraan bus yang beroperasi. Bagi kendaraan yang terjebak tidak bisa masuk Jakarta, terpaksa pulang lagi ke Kuningan. Kalau yang punya garasi bisa langsung masuk kandang, sedangkan yang tidak maka mereka titipkan di sini,” ujarnya.
Namun demikian, kata Sardi, kebijakan PSBB belum diberlakukan untuk wilayah Kabupaten Kuningan. Oleh karena itu, aktivitas pelayanan di Terminal Tipe A Kertawangunan masih tetap ada meski sudah tidak ada aktivitas keluar masuk kendaraan bus pembawa penumpang.
“Terlebih sejak awal Ramadan sudah diberlakukan Operasi Ketupat, kita sudah bangun dua posko di dua pintu masuk terminal. Dibantu aparat dari Kepolisian dan TNI, kami tetap berjaga mengamankan armada bus yang ada di dalam sekaligus mengawasi kemungkinan adanya mobilisasi pemudik,” pungkasnya. (fik)