Hal yang senada juga dikatakan oleh Popon (45), dia tertarik karena kakak dan temannya terus mendapatkan untung dari bisnis dengan IS. Dia pun mencoba dengan dana Rp1 juta. Dirasa punya untung, Popon pun nekat utang ke bank untuk mengembangkan bisnis dengan IS.
“Saya awalnya kecil, karena dibujuk terus oleh IS, akhirnya saya tamba hingga puluhan juta. Tiba-tiba awal tahun 2020, pembagian untung macet,” katanya.
Popon kemudian berkumpul dengan Uni dan Irna untuk mengambil uang modalnya karena sedang butuh. Namun, saat Popon dan Uni mendatangi rumah IS, IS beralasan akan segera membayarkan uang tersebut, tapi harus menunggu rekap.
Kemudian, nomor IS tiba-tiba tidak aktif. Barulah mereka menyadari tertipu oleh IS. Popon mengaku, dirinya sudah berkordinasi dengan korban lainnya. Totalnya ada sekitar 25 korban, yang mengalami kejadian dengan modus serupa.
“Kita buat grup Whatssap ada 25 korbannya. Yang kita data ada 28 mobil dan lebih Rp3 miliar uangnya. Kayaknya masi banyak lagi korbannya. Senin besok (5/3) kita akan melaporkan ke Polres Cirebon Kota ramai-ramai puluhan orang,” katanya. (cep)