Rentang waktu yang terlampau lama antara pengambilan swab dan hasil masih menjadi masalah dalam penanganan covid-19. Bila tidak ada invensi serius, dikhawatirkan kasus covid-19 bakal berlarut-larut.
MENJELANG tengah malam, Kamis 26 Maret, Riki Rachman Permana menuliskan sebuah surat terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Ketika itu, RI-1 tengah dalam masa sulit. Sebagai kepala negara tengah dihadapkan dengan persoalan corona virus disease (Covid-19). Sementara sebagai pribadi dan seorang anak, ia juga tengah berduka sepeninggal sang ibunda.
Bukan tak memahami masa-masa sulit itu, Riki sebatas berusaha mencurahkan isi hatinya. Yang kemungkinan besar menjadi curahan sesama pasien covid-19 baik berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG) dan mereka yang telah terkonfirmasi positif terinfeksi.
Poin pertama surat terbuka itu langsung menyinggung terkait lamanya hasil swab keluar. Riki yang menjalani perawatan di Ruang Isolasi Rumah sakit Daerah (RSD) Gunung Jati termasuk yang mengalami ini.
Hasil swab yang dilakukan 14 Maret 2020, belum diterima hingga 26 Maret atau hampir dua pekan berselang.
Sekarang, Riki sudah lega. Ia telah meninggalkan perawatan di rumah sakit dan menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari setelah dua kali tes swab menunjukkan hasil negatif.
Permasalahan lamanya hasil swab keluar masih terus terjadi. Senin, 6 April 2020, seorang pasien asal Kota Cirebon meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Baru pada Jumat 10 April pasien tersebut terkonfirmasi positif dari hasil swab. Sedikitnya 33 orang menjadi OTG dan beberapa lainnya menjadi ODP karena diduga kontak dengan pasien ini.
Masalah tidak berhenti di situ. Pada 22 April 2020, Kota Cirebon digegerkan dengan beredarnya sebuah surat dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat terkait hasil pemeriksaan 4 pasien positif covid-19. Yang salah satunya adalah perawat di RSDGJ.
Dari kasus ini, ratusan tenaga kesehatan RSDGJ harus menjalani pemeriksaan. Banyaknya tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien positif corona disebabkan lambatnya hasil swab diterima. Kurang lebih 20 hari setelah pengambilan sampel dilakukan.
Saat ini, Kota Cirebon tengah menantikan hasil 10 sampel swab yang diambil untuk 7 pasien reaktif rapid test, ODP dan OTG. Namun, belum diketahui kapan hasilnya akan keluar. Padahal, besar kemungkinan hasil tes sampel ini bakal mengubah kembali kasus covid-19 di Kota Cirebon. Mengingat ada potensi penambahan pasien positif. Belum lagi risiko lain lantaran rentang antara pengambilan sampel dan hasil yang butuh waktu tidak sebentar.