KUNINGAN – Crisis Centre Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Kuningan, kembali mengeluarkan data terbaru kasus Covid-19 di Kuningan. Terdapat lagi satu pasien positif corona yang terkonfirmasi sembuh, Selasa (12/5). Sehingga kini hanya tinggal dua pasien yang dipastikan positif corona.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kuningan dr Hj Susi Lusiyanti MM menjelaskan, total pasien yang terkonfirmasi corona 7 orang, satu di antaranya meninggal dunia.
“Sekarang ada penambahan satu lagi yang terkonfirmasi sembuh dari cluster Pasawahan. Sehingga total yang sembuh (dari positif corona) itu ada 4 orang. Sekarang yang masih konfirmasi positif yang dirawat hanya dua. Satu di RSUD 45 dan satu di RSUD Linggajati,” kata dr Susi saat diwawancarai Radar via telepon selulernya, kemarin.
Untuk selanjutnya, kata dr Susi, karena sekarang punya cluster baru, yakni cluster Cikaso, pihaknya sudah melakukan rapid tes. Senin (11/5) lalu langsung dilakukan tes swab kepada 9 orang dan sudah dikirimkan ke Bandung. “Hari ini (kemarin, red) tes rapidnya sudah kita kirim, dan kita tinggal menunggu hasil swabnya,” ujar dia.
Ia menjelaskan, istilah rapid positif bukan menunjukkan diagnosa pasien terkena corona positif, karena rapid tersebut lebih mengarah kepada kepentingan epidemiologi. Sedangkan untuk penegakan diagnostik itu lebih ke arah pemeriksaan VCR atau Swab. Sehingga sebenarnya yang terlaporkan itu adalah hasil swab positif sebagai status corona.
“Sebenarnya yang terlaporkan itu adalah hasil swab positif sebagai status corona, sedangkan yang rapid positif itu belum dikatakan sebagai status corona,” jelas dr Susi.
Lebih lanjut dikatakannya, pelaporan atau update perkembangan kasus corona di Kuningan melalui crisis centre yang dilakukan hampir setiap hari sebenarnya hanya untuk kewaspadaan saja bahwa di masyarakat itu sudah ada yang rapidnya positif. Update rapid positif juga sebagai tolak ukur kinerja dinas kesehatan yang sudah bekerja dengan merapid sekian ribu orang, dan dari sekian ribu orang tersebut, munculah angka hasil rapidnya.
“Tapi untuk kepentingan umum ini tetap mengacunya kepada Swab atau VCR. Rapid positif dengan reaktif itu juga berbeda, karena kita kesepakatannya memang rapidnya positif. Yang jadi masalah itu adalah patokan positif dan negatif, bahwa di masyarakat itu kalau rapid positif belum menjadi status coronanya positif, itu yang harus stigmanya berubah di masyarakat. Rapid positif itu belum tentu hasil swabnya positif dan belum dikatakan sebagai kasus corona positif,” tegasnya lagi.