“Jadi indikator kesehatan masyarakat ini berlaku untuk semua daerah (di Indonesia) tetapi gambarannya setiap daerah berbeda-beda,” kata Prof. Wiku dalam dialog di Media Center, Graha BNPB, Jakarta.
Prof. Wiku mencontohkan, salah satunya terkait dengan indikator epidemiologi, apabila suatu wilayah terjadi penurunan jumlah kasus selama 2 minggu sejak puncak terakhir ini sangat baik. Jumlah kasus ini tidak hanya pada kasus positif COVID-19 tetapi juga kasus ODP dan PDP atau kasus probable yang ada di wilayah itu.
Menurut Prof. Wiku, tren waktu yang digunakan dalam dua mingguan dan bukan harian.
“Bukan prestasi naik-turun naik-turun, kalau kita melihatnya per hari bisa naik-turun naik-turun. Tapi kalau kita lihatnya perminggu, nanti bisa kelihatan, ini akan turun atau datar atau naik,” jelasnya. (yud)