MENGHADAP kiblat adalah salah satu syarat sah salat. Bila tidak menghadap arah kiblat, maka tidak sah salatnya. Kecuali, dalam kondisi ketika salat khauf dan yang dilaksanakan di atas kendaraan. Kakbah yang berada di Makkah merupakan arah kiblat umat Islam seluruh dunia.
Untuk memenuhi syarat sahnya salat, maka penting mengetahui arah kiblat. Indonesia yang letak pulaunya berbeda-beda dan jaraknya ribuan kilometer dengan Kakbah, titik koordinatnya tentu berbeda. Zaman teknologi sekarang, di android ada aplikasi untuk menentukan arah kiblat. Namun, bisa saja kurang akurat.
Nah, hari ini 28 Mei 2020 pukul 16.18 WIB adalah waktu yang tepat untuk memperbarui atau memastikan ketepatan arah kiblat. Baik itu di masjid, musalah atau tempat salat di rumah dan di kantor. Itu dinamakan Istiwa a’dzam. Istiwa a’dzam atau radhdul kiblat adalah peristiwa matahari berada tepat di atas Makkah. Saat itu terjadi, maka arah ke Matahari akan sama dengan arah kiblat.
Lalu bagaimana caranya? Pertama cari permukaan rata atau datar, tegakkan rongkat yang tegak lurus dengan permukaan tanah yang datar. Untuk benar-benar tegak lurus bisa dibantu dengan waterpas. Kemudian cocokkan jam dengan BMKG. Selanjutnya ambil bayangan dari tongkat pada jam tersebut dan garislah. Maka garis itulah sebagai arah kiblat.
Sebagaimana diketahui, dilansir dari nu.or.id pada masa Nabi Muhammad SAW, awalnya perintah salat itu mengarah ke Baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap salat menghadap ke Kakbah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan Kakbah. Dengan mengahadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap Kakbah.
Namun ketika beliau dan para sahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW sering menengadahkan wajahnya ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan salat ke Kakbah. Hingga turunlah ayat berikut :
“Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan,” (QS. Al-Baqarah : 144).