Menurut Rully, saat ini Bank Mandiri masih memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang. Antara lain ditunjukkan oleh Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada kisaran 170 persen dan 112 persen.
Dengan realisasi LCR dan NSFR yang tinggi tersebut, penyesuaian kewajiban pemenuhan LCR dan NSFR menjadi 85 persen. Ini memberikan kelonggaran likuiditas yang lebih banyak bagi Bank Mandiri untuk pemanfaatan aset likuid yang tersedia,” ucapnya.
Rully juga memastikan, kesiapan Bank Mandiri dalam melaksanakan skenario menuju New Normal. Sesuai surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal Badan Usaha Milik Negara
Baca Juga:Indonesia Dapat Pinjaman 3,67 Triliun dari Bank DuniaDibuka Perdana, Ribuan Jamaah Salat Subuh di Masjid Nabawi
“Sesuai tahapan dalam skenario New Normal, maka jumlah cabang operasional kami sejak 26 Mei telah bertambah menjadi 60 persen dari total seluruh cabang atau sebanyak 1.539 cabang. Dan akan bertambah menjadi 70 persen pada 1 juni mendatang. Kami juga melakukan reaktivasi ATM dan EDC sehingga saat ini sebanyak 17.627 mesin ATM dan lebih dari 280 ribu mesin EDC telah operasional,” jelasnya.
Meski demikian, para nasabah tetap disarankan untuk melakukan transaksi keuangan melalui electronic channel Bank Mandiri. Seperti Mandiri Online yang dapat melayani berbagai transaksi keuangan nasabah.
Bahkan, saat ini sudah dilengkapi dengan fitur biometric login dengan fingerprint scan maupun face recognition untuk menjamin keamanan transaksi.
“Mandiri Online versi terbaru juga dapat menampilkan seluruh informasi simpanan atau pinjaman pengguna secara terperinci,” pungkasnya. (der/fin)