HARI ini, 1 Juni 2020 kembali diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Peringatan ini, sejak kembali ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1 Juni 2017 oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Keputusan Presiden (Keppres) No. 24 Tahun 2016 yang menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Dan 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional mulai tahun 2017. Sebelumnya, pemerintah order baru sempat mengeluarkan larangan.
Rezim Orde Baru melalui Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) melarang peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni mulai tahun 1970. Yang diperingati Orde Baru adalah Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober. Pelarangan ini sebagai upaya menghapus warisan Sukarno (desukarnoisasi).
Pada 1 Juni 1945 Sukarno berpidato tentang dasar negara yang dinamainya Pancasila. Tanggal 1 Juni kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Namun, ada yang menggugat dengan alasan Soepomo dan Mohammad Yamin juga menyampaikan gagasan tentang dasar negara.
Ada juga yang memilih tanggal 18 Agustus sebagai Hari Lahir Pancasila yaitu ketika UUD 1945 ditetapkan pada 18 Agustus 1945. Perdebatan ini akan selalu mengemuka setiap peringatan Hari Lahir Pancasila.
Sebagai penggali Pancasila, Sukarno berusaha agar falsafah negara tersebut diketahui luas oleh masyarakat. Menurut Mangil Martowidjojo, komandan Detasemen Kawal Pribadi Resimen Tjakrabirawa yang mengawal Sukarno dan keluarganya, Sukarno membicarakan Pancasila di mana-mana, di seluruh Indonesia.
“Saya yakin, rakyat Indonesia lebih mengerti tentang lahirnya Pancasila ini karena rakyat jelata mendengar sendiri keterangan itu langsung dari mulut Bung Karno sebagai penggali kelima mutiara tersebut,” kata Mangil dalam Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967, seperti dikutip dari Historia.id
Mangil mengungkapkan bahwa pada waktu Sukarno berbicara tentang Pancasila di rapat-rapat umum, para tokoh yang mendengarkan pidatonya pada 1 Juni 1945 masih hidup. Pada waktu itu, tidak ada yang membantah atau menentang, baik secara perseorangan maupun di surat-surat kabar, bahwa Pancasila itu bukan galian Bung Karno.
“Ini berarti semua mengetahui dan mengerti, memang betul Pancasila itu Bung Karno yang menggalinya dari bumi Indonesia,” kata Mangil.
Menurut sejarawan Peter Kasenda dalam Bung Karno Panglima Revolusi pidato Sukarno pada 1 Juni 1945 berjudul Lahirnya Pancasila kemudian diterbitkan Departemen Penerangan pada 1947. Sebelas tahun kemudian, tepatnya 1958 dan 1959, Presiden Sukarno memberikan kursus-kursus di Istana Negara Jakarta, dan kuliah umum pada Seminar Pancasila di Yogyakarta. Kumpulan pidato tersebut beserta pidato Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 dibukukan berjudul Pancasila sebagai Dasar Negara. (yud)