Benda Kerep, Puluhan Tahun ”Karantina Wilayah”

Benda Kerep, Puluhan Tahun ”Karantina Wilayah”
Abu Janda ---FOTO: JURNAL PRIANGAN
0 Komentar

Larangan menggunakan televisi misalnya. Dikatakan beliau, terlalu dekat dan intens menggunakan televisi dapat mempengaruhi produktivitas panca indra, khususnya mata. Untuk itu, sesepuh melarangnya. Termasuk juga penggunaan handphone. Ia menganjurkan agar handphone tidak diletakan di dalam kantong.
Mengenai anjuran-anjuran itu, sesepuh di sana telah memprediksi dan menerapkan lebih awal, sebelum adanya aturan pemerintah saat ini. “Jadi untuk santri, tidak asing dan bukan sesuatu yang baru,” ujarnya, menjelaskan seputar imbauan pemerintah soal physical/social distancing.
Miftah mempunyai filosofisnya sendiri seputar aturan-aturan tersebut. Selalu mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Misalnya, imbauan untuk menggunakan masker.
“Kalau kita pakai masker itu faedahnya apa? Biar kita bicara jangan semaunya sendiri, jadi mulut itu dijaga, bicaralah dengan baik. Cuci tangan? Berarti tangan ini jangan melakukan maksiat atau yang melanggar aturan-aturan agama,” ungkapnya, lebih lanjut.
Aturan ini berlaku di sekitar wilayah pesantren. Tidak perlu dipaksakan, warga dan santri telah patuh dengan sendiri. Termasuk imbauan-imbauan dari pemerintah untuk jaga jarak dan lain sebagainya. Kiai Miftah juga termasuk orang yang setuju jika Salat Jumat ditiadakan bagi wilayah dengan zona merah penyebaran pandemi covid-19.
Menurutnya, segala sesuatu ada prioritas dan semua telah diatur di dalam Alquran. Justu ia menyesalkan, bagi orang-orang yang memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi atau golongan. Seperti menyudutkan pemerintah dengan umpatan atau tuduhan yang tidak pantas dan tidak seharusnya.
Miftah menambahkan, di dalam kitab ada dua ilmu. Yakni ilmu kesehatan dan pengetahuan. Dua-duanya dipakai dan diamalkan. “Pengetahuan kita pelajari dan kita amalkan, kemudian kesehatan kita jaga dan kita praktekan juga semaksimal mungkin,” katanya.
Miftah beranggapan, covid-19 adalah sebuah teguran atau peringatan dari Allah, karena manusia banyak lalai dan kesalahan. Hikmahnya, agar kita lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan, banyak mendekatkan diri, minta ampunan, dzikir dan shalawat.
“Kalau ada yang mengatakan ini azab saya tidak setuju. Sebab kalau azab itu nanti di akhirat. Adanya virus ini, takut jangan, tapi menyepelekan pun jangan. Dan imbauan atau protokol pemerintah, itu dipakai. Selain itu ya kita berdoa kepada Allah,” tandasnya.

0 Komentar