BONGAS-Pandemi wabah Covid-19 sepertinya membuat para petani di wilayah Kecamatan Bongas lebih disiplin. Usai masa panen raya musim rendeng, mereka langsung melakukan percepatan tanam musim gadu. Percepatan ini merupakan upaya petani dalam mengantisipasi terjadinya kekeringan.
“Biasanya kurang disiplin, ngulur-ngulur waktu. Tapi sekarang mulai disiplin. Selesai panen, langsung persiapan musim tanam gadu,” kata Raksa Bumi Desa Bongas, Wasmin kepada Radar, Selasa (2/6).
Dia tidak menampik, kedisiplinan petani lantaran terimbas virus corona. Mereka yang sebelumnya memiliki usaha lain, namun terdampak wabah. Sehingga kini lebih fokus menggarap sawah mereka.
Di samping itu, petani di desanya trauma jika harus kembali rebutan air. “Kalau saban kemarau kan, seringnya rebutan air. Capek, terus risiko gagal panen tinggi. Jadi mending tanamnya dipercepat supaya pas nanti krisis air, tanaman padi sudah aman,” terang dia.
Hal itu dibenarkan Tomo, salah seorang petani. Dia dan petani lainnya sudah mulai melakukan musim tanam gadu sejak pertengahan ramadan lalu. “Kami mengejar air yang saat ini masih banyak,” ucapnya.
Saat ini curah hujan yang mengguyur desanya masih cukup tinggi. Karenanya, para petani tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bagi areal sawah mereka.
Dengan memulai musim tanam di bulan ini, maka panen gadu diperkirakan akan berlangsung pada September mendatang atau bertepatan dengan puncak musim kemarau yang diprediksikan adan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Informasinya musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dan lebih kering dari situasi normal. Jadi kami harus antisipasi dan waspada terbatasnya ketersediaan air untuk pertanian,” jelasnya. (kho)