PATROL-Sepekan lebih pasca hari raya Idul Fitri, harga komoditas cabai kian terjun terjun bebas. Di pasaran, harga cabai merah, cabai hijau dan cabai rawit anjlok di kisaran Rp5000-8000/kg. Padahal biasanya, harga aneka jenis cabai itu di kisaran Rp15-20 ribu per kilogram.
Sebaliknya, harga bawang merah lagi naik daun. Sejak pandemi wabah virus corona (Covid-19) harganya meroket mencapai Rp40-45 ribu perkilogram. “Sekarang harga komuditas cabai lagi terjun bebas, bawang merah yang lagi meroket,” ucap Iyan, pedagang di Pasar Induk Sayuran Patrol, Rabu (3/6).
Jatuhnya harga cabai, lantaran stok melimpah sehingga harganya menjadi tertekan. Sementara naiknya harga bawang merah gegara pasokan langka.
Iyan menduga, jatuhnya harga cabai tak lepas dari imbas penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan sejumlah pemerintah daerah dalam rangka menangkal penyebaran Covid-19 lebih luas.
PSBB membuat gerak para distributor cabai dari petani ke pasar-pasar besar di berbagai wilayah jadi terbatas. Pengepul besar pun banyak yang mengerem penyerapan. PSBB juga membuat permintaan cabai dari restoran dan tempat makan lesu.
“Produksi hasil panen cabai dari berbagai daerah dan lokal tidak bisa dikirim ke wilayah Jabodetabek. Pedagang disana gak mau nampung lagi. Jadi kiriman dilimpahkan semua ke pasar-pasar daerah. Stok jadinya melimpah, harga turun,” terangnya.
Namun kondisi berbeda dialami bawang merah. Bersamaan dengan peralihan musim, banyak petani bawang merah yang mengalami gagal panen. Tak heran, harganya justru melambung tinggi hingga menembus Rp45 ribu per kilogram.
Menurut Iyan, melonjaknya harga bawang merah lantaran pasokan sedikit dan tidak adanya impor. Sementara, di sisi lain permintaan bawang merah cukup tinggi.
Sementara itu, tak sedikit pembeli yang mengeluhkan harga bawang merah naik. Seperti Eti yang harus kewalahan menyiasati usaha kulinernya karena harga bawang merah yang naik. “Keder banget kalau harga bawang ini naik, sedangkan semua masakan pakai bawang,” keluhnya. (kho)