Pasutri asal Kabupaten Cirebon yang Harus Ikhlas Tak Jadi Haji Tahun Ini

prediksi-akhir-virus-corona-indonesia
Prediksi akhir wabah corona di Indonesia. Sumber: Singapore University of Technology and Design
0 Komentar

 Sesuai data dari Kemenag Kabupaten Cirebon, calhaj tertua yang terpaksa batal berangkat tahun ini adalah Samiran bin Kartorejo. Data Kemenag, Samiran disebut berusia 95 tahun. Melalui keluarga, pensiunan TNI itu meluruskan data tersebut.

ANDRI WIGUNA, Cirebon
KEMENAG mencatat Samiran sebagai calhaj tertua asal Kabupaten Cirebon dengan usia 95 tahun. Rupanya data itu salah. Usia kakek Samiran ternyata tidak setua itu. Ia saat ini berumur sekitar 75 tahun. Dinas terakhirnya di Kodim 0620/Kabupaten Cirebon dengan pangkat terakhir Koptu.
Samiran sendiri sedang tak enak badan. Wawancara pun lebih banyak dilakukan Radar Cirebon bersama istri Samiran, Sumiyem. “Saya sama bapak itu aslinya dari Klaten. Menikah di kesatuan di Cirebon lalu menetap di sini. Alhamdulillah sampai sekarang masih sehat. Saya setiap bulan masih bisa pergi keluar untuk ambil pensiunan,” ujar Sumiyem saat ditemui Radar di rumah mereka di Blok Kedung Uter, Desa Kedawung, Kecamatan Kedawung.
Menurut Sumiyem, ada kesalahan dalam pendataan usia sang suami. Dan, kata Sumiyem, kesalahan itu sudah diperbaiki. Tak ada masalah lagi. “Ceritanya panjang, tapi datanya sudah diperbaiki dan tidak ada masalah. Bukan 95 tahun, umur bapak 75 tahunan. Bapak pensiunan TNI,” imbuhnya.
Dia dan sang suami tak begitu resah belum bisa berangkat haji tahun ini. Mereka sudah mengetahui pembatalan keberangkatan haji tersebut dari berita di TV. “Saya sudah dengar informasinya. Ya mau bagaimana lagi. Kita ya ikut aturan dari pemerintah. Kalau tidak sekarang ya mungkin bisa tahun depan. Berdoa saja dipanjangkan umur biar bisa berangkat ke Tanah Suci,” ucapnya.
Tahun 2014, Sumiyem dan sang suami sudah pernah menjalankan ibadah umrah. Sehingga perasaan rindu melihat kakbah selama menunggu jadwal keberangkatan haji sudah sedikit terobati. “Sekarang ditunda mungkin ada hikmahnya. Bapak juga kondisinya kurang sehat, habis sakit karena jatuh. Untuk jalan sudah susah. Ya harapannya tahun depan bapak bisa lebih sehat dan bisa menjalankan rukun dan syarat ibadah haji tanpa keterbatasan,” kata Sumiyem.
Sumiyem dan suami mendaftar haji pada awal tahun 2012. Sumiyem pun tidak berniat mengambil uang pendaftarannya dan memilih menunggu tahun depan untuk bisa berangkat ke Tanah Suci. Untuk biaya sendiri, dia lebih banyak dibantu oleh lima anaknya yang menjadi guru dan sudah berstatus PNS.

0 Komentar