KANDANGHAUR-Banjir rob yang merendam kawasan pesisir pantai utara Kecamatan Kandanghaur dan Sukra berangsur-angsur surut. Namun bukannya bersantai, warga korban terdampak air pasang laut kembali dibuat repot.
Pasalnya, genangan air rupanya tak kunjung mengering membuat mereka masih terus berjibaku membersihkan lumpur yang ikut masuk ke dalam rumah.
Tak hanya itu, rob yang surut juga meninggalkan bau tak sedap karena wilayah permukiman dipenuhi sampah yang berserakan. Selain pemukiman warga, lumpur dan sampah juga mengotori area tempat ibadah, sekolahan dan fasilitas publik lainnya.
Tak mau nantinya bakal jadi sumber penyakit, warga di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur ramai-ramai melakukan aksi bersih-bersih lingkungan. “Ini sampah bawaan dari arus laut kebawa kedarat. Saat surut sampah tidak terbawa kembali,” ujar Mari, salah seorang warga kepada Radar, Rabu (10/6).
Upaya pembersihan langsung dilakukan meskipun tidak merata dan maksimal. Dia maupun warga lainya hanya melakukan bersih-bersih di sekitar rumah atau lingkungannya masing-masing.
Sampah yang berada di area terbuka seperti lapangan, rawa atau saluran air tetap dibiarkan sembari menunggu aksi kerja bakti bersama pemerintah desa setempat.
Kuwu Desa Eretan Wetan, H Edi Suhedi membenarkan, banjir rob yang menerjang hampir sebulan lamanya kini susut menyusul kondisi cuaca yang membaik.
Meski sudah surut, namun genangan air masih banyak yang belum mengering. Sehingga warga tetap dibuat kerepotan karena harus bersih-bersih tempat tinggalnya masing-masing.
“Aktivitas warga sebenarnya secara umum sudah normal. Para nelayan kembali melaut untuk mencari ikan. Tapi sebagian besar masih bersih-bersih rumahnya yang pada kotor kena lumpur dan sampah,” terangnya.
Sebelumnya, ribuan warga di Desa Eretan Wetan berhamburan menyelamatkan diri dari bencana banjir rob. Bahkan sempat geger karena ada isu akan terjadi tsunami yang membuat warga panik hingga mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman, seperti kantor Desa Eretan Wetan. (kho)