CIREBON – Rencana tes masal yang akan dilaksanakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kota Cirebon, terkendala masih belum sepahamnya teknis pelaksanaan antara Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ).
Mulanya, dinkes berkeinginan mengganti metode testing dari rapid test ke swab test dan direncakan bakal mulai digelar pekan depan. Namun, ketetapan untuk memulai swab masal ini, masih perdebatan siapa yang akan memulainya. Juga siapa yang akan memfasilitasi penyediaan media pengujian spesimen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr H Edy Sugiarto Mkes menjelaskan, untuk rencana swab test masal sebagai upaya metode pencegahan penyebaran virus corona, menunggu kesiapan RSDGJ.
“Besok kita rapat akan ditanyakan kessanggupan riil-nya berapa (per hari). Kalau kita sudah siapkan SDM tim Sregep (Sistem Response Emergency Guyub) melibatkan semua elemen masyarakat dengan melibatkan pendekatan keluarga,” ujar Edi, kepada Radar Cirebon, Kamis (11/6).
Menurutnya, untuk memastikan gerakan swab test masal ini terukur, idealnya mesti dilakukan setidaknya 1 persen dari jumlah penduduk.
Perhitungannya, di Kota Cirebon jumlah penduduknya 320 ribuan jiwa, setidaknya 3.200-3.500 orang mengikuti swab masal. Atau berdasarkan active case landing ketika ditemukan kasus positif di suatu wilayah, tapi harus kontinu dan dibatasi targetnya hingga berapa sampel.
Media pengujian sampel swab sendiri cukup banyak, seperti virus transport media (VTM), reagent, cool box, dan sebagainya. Edy menuturkan, awalnya Pemkot Cirebon mendapatkan bantuan VTM dari Provinsi Jawa Barat sebanyak 1.025 unit.
Pemkot sendiri, telah menganggarkan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk swab test masal sebanyak 1.558 orang. Anggaran itu, merupakan asumsi ketika RSDGJ belum siap untuk menangani tes PCR, dan semula hendak dilakukan di RS Pelabuhan.
Berhubung saat ini RSD GJ mengaku sudah siap untuk menguji sampel swab test masal di laboratrium PCR-nya, dia berharap unit cost-nya bisa lebih bisa ditekan. Sehingga sasarannya bisa dinaikan minimal menjadi 3.400-3.500 orang, atau mewakili 1 persen sampel dari populasi penduduk Kota Cirebon.
Namun, Edy tak menyebutkan nominal anggaran tes masal yang dimaksud. Sebagai gambaran, unit cost test PCR di beberapa rumah sakit di Kota Cirebon berkisar Rp1,2-1,6 juta. Dengan asumsi harga Rp1,2 juta/sampel dan target 1.558, sekurang-kurangnya anggaran pemkot untuk tes masal di kisaran Rp1.869.600.000.