“Tipikal produk makanan laut kita (China) disimpan di gudang dan didistribusikan dalam kontainer dingin. Sehingga, tidak mungkin virus akan bertahan lama dan mendorong kemungkinan menginfeksi manusia,” ujarnya.
Menurut dia, ada dua kemungkinan terjadinya penularan yang menjadikan Pasar Xinfadi sebagai klaster baru Covid-19 di China, khususnya Beijing.
Pertama, virus kemungkinan berasal dari daging dan ikan yang masuk dari berbagai negara ke pasar grosir terbesar di ibu kota negeri tirai bambu tersebut.
“Kemungkinan kedua adalah penularan dari manusia ke manusia. Orang terinfeksi membawa virus ke pasar tersebut, merupakan kelompok orang tanpa gejala atau mengalami gejala ringan. Hiruk-pikuk di pasar menyebabkan klaster baru,” kata Wu.
Dia mengingatkan, masyarakat Beijing untuk tidak panik. “Bagaimana cara mengakumulasi kasus itu dalam beberapa bulan terakhir dan dengan menggunakan teknologi mutakhir, seperti mahadata akan menjadikan pelacakan dan diagnosis awal lebih baik lagi,” tuturnya.
Pemerintah Kota Beijing telah menguji sampel 76.499 orang yang berhubungan dengan Pasar Induk Xinfadi. Sebanyak 59 di antaranya positif pada Minggu (4/6) lalu.
Lebih dari 29.300 orang mengunjungi pasar induk yang berlokasi di Distrik Fengtai dalam 14 hari terakhir. Mereka telah diuji dan pada saat itu 12.973 di antaranya hasilnya negatif, menurut laporan Global Times. (der/fin)