Namun demikian, menurutnya, pihak pondok pesantren memberlakukan protokol kesehatan dalam pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Bahkan untuk memastikan protocol itu terlaksana, RMI telah menjalin komunikasi dengan Pemkab Cirebon terkait pelaksanaan swab test dan rapid test untuk para santri, baik yang hendak belajar ke daerah lain maupun santri dari luar yang belajar di Cirebon. “Kita dapat alokasi sekitar 16 ribu swab test dan rapid test. Ini kita apresiasi sekali. Pemkab Cirebon begitu memperhatikan santri dan pesantren,” imbuhnya.
Pengasuh Ponpes As Salafiyah Bode Lor ini mengatakan jumlah ponpes di Kabupaten Cirebon sesuai data RMI sekitar 632. Sementara data Kemenag sekitar 870 ponpes, dan versi Pemkab Cirebon sekitar 900. “Datanya memang berbeda karena berbeda metode penghitungan. Kalau RMI hanya menghitung pondok pesantren yang berafiliasi dengan NU, kalau Kemenag semua pondok,” jelasnya.
Ditambahkannya, jumlah santri di Kabupaten Cirebon menurut data Pemkab Cirebon berjumlah sekitar 85 ribu orang. Sementara untuk Jawa Barat total jumlah santri yang terdata saat ini berjumlah 6,5 juta santri dari sekitar 10 ribu lebih pondok pesantren di Jawa Barat. (muh/dri)