KUNINGAN – Pembelajaran sistem dalam jaringan (daring) di masa pandemi coronavirus disease (Covid-19), diprotes banyak orang tua. Ini diakui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan Uca Somantri.
“Keluhan orang tua banyak pada belajar baca tulis. Kalau pakai daring, jelas baca tulis ini tidak efektif. Jadi masalah. Jadinya, sistem daring banyak diprotes ibu-ibu. Terutama di desa-desa,” terang Uca kepada Radar, Rabu (17/6).
Diakui, filosofi kewajiban orang tua dalam mendidik anak di rumah nyaris hilang. Filosofi itu, seolah sudah ketinggalan zaman. Sehingga semua pembelajaran dibebankan di pundak guru. Termasuk untuk belajar mengaji pun diserah ke guru ngaji. Padahal menurut dia, tidak semua jenis pembelajaran bisa dilimpahkan ke guru.
“Ingat, kewajiban orang tua dalam pembelajaran anak masih melekat, walau dengan formulasi berbeda,” ujar Uca.
Sejauh ini, sesuai ketetapan Kemendikbud sistem daring sudah berjalan genap tiga bulan. Dimulai 17 April 2020, sekarang 17 Juni 2020. Hari ini, ulang tahun ke 3 bulan daring. Belum jelas juga kapan ketetapan tersebut, dicabut. Kemudian siswa bisa kembali belajar di sekolah.
Meski begitu, pandemi Covid-19 dalam dunia pendidikan, sebenarnya mengandung hikmah penegasan kembali kewajiban orang tua dalam pembelajaran anak. Mesti disiasati pembelajaran situasional.
Penerapan pembelajaran konvensional seperti dahulu di desa-desa, sepertinya akan efektif. Tinggal dipetakan oleh guru, mana mata pelajaran yang bisa daring, mana yang tidak bisa daring. “Kalau mata pelajaran olahraga, kan anak didik bisa berolahraga sendiri difoto. Kemudian kirim ke guru,” kata dia.
Untuk kembali belajar di sekolah dalam new normal, Uca juga masih mengeluhkan kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan. Hasil survei ke sejumlah sekolah, banyak sarana prasarana tidak memadai. Ada wastafle, saat dicek macet. Guru-guru juga belum dilatih pembelajaran jarak jauh.
“Begitulah. Jadi bukan hanya ekonomi, pendidikan juga terdampak Covid-19. Sekarang, kita hanya bisa berdoa, Covid-19 segera berakhir. Anak didik bisa kembali belajar di sekolah,” katanya. (tat)