CIREBON – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan potensi rob akan kembali berulang khususnya untuk Pesisir Utara Jawa dan Pesisir Selatan Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Namun, hal tersebut diperkirakan tidak menyasar kawasan pesisir Laut Jawa, khususnya wilayah Cirebon. Forecaster stasiun BMKG Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn menjelaskan, kawasan pesisir dan perairan laut Jawa wilayah Cirebon tidak termasuk yang diperkirakan dalam kawasan yang berpotensi siklus tersebut.
Dia menyebutkan, yang diprediksi BMKG mengalami siklus adalah pesisir Laut Jawa yang meliputi Jakarta, Pekalongan, Semarang, Demak. “Cirebon dan sekitarnya tidak termasuk daerah yang berpotensi, tetapi tetap harus selalu waspada,” kata Faa iziyn, kepada Radar Cirebon, Jumat (19/6).
Dia menjelaskan, walaupun tidak termasuk daerah yang berpotensi, tapi untuk nelayan dan masyarakat di sekitar pesisir Cirebon diimbau tetap selalu waspada dalam melaut serta ikutin informasi terupdate dri BMKG.
“Bukan kewenangan BMKG untuk merekomendasi nelayan melaut atau tidak melaut. Itu kewenangan pihak otoritas pelabuhan sekitar. BMKG menghimbau agar selalu waspada dan tetap ikuti info update dari BMKG,” ujarnya.
Dalam rilis resmi BMKG, prediksi siklus ini disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan baru (spring tide) pada tanggal 21 Juni mendatang.
Selain dari faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa dan lebih dari 4,0 meter di Samudera Indonesia Selatan Pulau Jawa hingga Sumba.
Kondisi ini dibangkitkan oleh embusan angin Timuran (musim kemarau) yang kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut.
Potensi hujan yang diperkirakan dapat terjadi dalam 3 hari ke depan di beberapa lokasi di sekitar Jakarta, Cilacap serta umumnya wilayah Pesisir Selatan dapat menambah tinggi dan lama berlangsungnya genangan rob.
Saat ini, pemantauan satelit Altimetri untuk tinggi muka air laut di Perairan Indonesia umumnya bernilai positif yaitu berada di atas tinggi muka laut rata-rata (mean sea level, MSL).