Masyarakat Desa Tersana Kembali Turun ke Jalan  

sekolah-masuk-tegal
Siswa mengikuti pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk ke lingkungan sekolah. Kabupaten Tegal melakukan uji coba pada 40 sekolah untuk penerapan protokol covid-19 dalam pembelajaran tatap muka. Foto: Radar Tegal
0 Komentar

 
INDRAMAYU– Masyarakat Desa Tersana Kecamatan Sukagumiwang kembali unjuk rasa turun kejalan menuntut kepala desa mundur dari jabatanya untuk  mempertanggung jawabkan atas dugaan penyalahgunaan wewenang terkait sewa tanah bengkok atau titisara.
Pantauan Radar, Jumat (19/6), massa kurang lebih 250 warga Tersana berasal dari dari Blok Grabyagan, Jawit, Jati dan warga Tersana turun ke-jalan  meneriakan yel yel kekecewaan terhadap Kuwu (Kepala Desa) Tersana.
Meningkat dari minggu sebelumnya, meski  massa aksi unjuk rasa tidak diperkenankan berorasi halaman kantor kuwu, hanya berorasi di pinggir jalan raya. Mereka tidak menyurutkan semangat untuk berorasi meminta tanggung jawab kuwu.
Salah satu warga yang demo Kosim mengungkapkan, aksi unjuk rasa dilarang di halaman kantor desa dan sempat ada teriakan makian dari seberang sungai yang hampir saja memancing keributan. “Untung saja sebelumnya sudah diberi pemahaman oleh koordinator untuk melakukan aksi damai, jangan terprovokasi. Saya langsung teriak mengingatkan hati-hati provokasi, agar massa tetap menyuarasakan aspirasi dengan kondusif,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Aksi Abidin menuntut Kuwu Tersana memberikan klarifikasi kepada masyarakat terkait surat penyerahan aset desa kepada warga dari desa lain tanpa syarat.
“Harusnya kuwu hadir, dan beri penjelasan terkait perbuatannya yang membuat masyarakat Tersana resah. Karena aset desa telah deserahkan ke warga Desa Tukdana tanpa syarat. Bgaimana pertanggung jawabannya. Jangan malah kabur tiap kali masyarakat Tersana turun aksi,” tukasnya.
Aksi Unjuk rasa yang mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian dari Polres Indramayu. Massa membubarkan diri pukul 11 siang dengan kondusif. Namun di aksi unjuk rasa kali kedua mereka harus kembali menerima kekecewaan, karena tidak dapat bertemu. Kuwu dan perangkat desa tidak ada di kantor. (oni) 
 

0 Komentar