Selama isolasi, aktivitasnya rutin olahraga dengan metode khusus 7-15 menit. Melakukan 7 gerakan. Setiap gerakan dilakukan 30 detik. Seperti jumping jump, push up, squat, dan lainnya. ia mengatakan gerakan-gerakan itu baik dilakukan untuk melatih pernapasan, daya tahan tubuh, dan menghilangkan stres.
“Yang paling penting lagi, kami berusaha untuk tetap enjoy. Manakala psikis turun, maka imun juga akan turun. Jadi pikiran harus terus enjoy dan fresh. Positif thingking dengan apa yang jadi rencana Allah. Karena semua cobaan ini ada hikmahnya. Covid itu bukan faktor utama. Penyakit penyerta seperti diabates, jantung, paru-paru, TBC, itu yang rentan menjadi kehilangan bagi seseorang. Bisa terkena kepada siapapun, tapi imunitas seseorang juga bisa melakukan pelawanan terhadap virus ini,” jelasnya.
Agung bersyukur karena keluarganya semua negatif. Baik pada metode rapid tes dan swab test. Setelah isolasi hari ke-5 dan ke-6, Agung menjalani swab test ke 3 dan 4. Kebetulan, tak lama setelah itu di Kota Cirebon sudah ada fasilitas medis yang bisa PCR. Yakni di RS Pelabuhan dan RSD Gunung Jati. Maka, pada swab ke-5 dilakukan 20 Mei, hasilnya keluar tanggal 22 Mei dan ia dinyatakan negatif.
Kemudian tanggal 21 Mei dilakukan swab ke-6. Hasilnya keluar tanggal 23 Mei dan kembali negatif. “Sebetulnya dari sore itu sudah boleh pulang, tapi saya ingin nikmati buka puasa di hari terakhir puasa di rumah sakit. Bakda magrib baru saya pulang dan malam takbiran di rumah. Besoknya alhamdulillah bisa Salat Idul Fitri berjamaah di rumah dengan keluarga,” pungkas Agung. (*)