MAJALENGKA- Warga Negara Asing (WNA) dari Rusia dan para mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) belajar proses pembuatan tahu dan tempe di wilayah Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah Minggu (21/6). Kegiatan tersebut digagas Karang Taruna Mekar Jaya, yang berkolaborasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes), Komunitas dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dengan tujuan untuk mngembangkan wisata kuliner dan gastronomi.
Para mahasiswa datang dengan didampingi para dosen dari Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ketika datang di Balai Desa Cisambeng, mereka langsung memakai helm khusus dan memakai masker serta menggunakan sarung tangan. Pandemi Covid-19 ini membuat acara kunjungan harus menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak.
Didampingi guide dari Karang Taruna Mekar Jaya Desa Cisambeng, rombongan wisatawan yang akan meneliti proses pembuatan tahu dan tempe itu, menyambangi pabrik tahu milik Jamhuri dan Nono di blok Ahad.
Antusias dan takjub, serta aktif bertanya kepada pegawai dan pemilik pabrik tahu, membuat sang pemilik, Jamhuri terlihat grogi. Padahal, warga Rusia tersebut cukup memahami sedikit bahasa Sunda dan Indonesia, mengingat sudah lama tinggal di wilayah Bandung.
Kalaupun ada yang tak mereka pahami, dosen dari UPI segera mentranslate dengan bahasa Inggris. Setelah itu, warga Rusia yang diketahui bernama Sergei Krianikov dan keturunan Tiongkok , Inggrid Wardani manggut-manggut sebagai pertanda jika ia memahami penjelasan pemilik pabrik tahu.
Setelah itu, mereka berkunjung ke laboratorium pabrik tau, kreasi anak-anak muda di Blok Rabu Desa Cisambeng ini, membuat miniatur pabrik tahu yang bisa digunakan untuk produksi, sekaligus sebagai museum wisata jika ada wisatawan asing yang mau belajar tentang tahu di Cisambeng.
“Produk inovasi tahu sedang kami kembangkan di sini, di Blok Rabu Desa Cisambeng,” ujar pengelola Lab Pabrik Tau, Agus.
Kemudian, Agus pun semangat menjelaskan bagaimana fungsi labortorium serta inovasi tahu yang sedang dikembangkan di Cisambeng. Para pengelolanya murni anak-anak muda.
Tamu tamu dari UPI dan Rusia itu juga langsung mencicipi produksi tahu yang bisa langsung dimakan.