“Ini untuk meminimalisir risiko seperti kemarin yang tidak diinginkan. Kami juga sudah koordinasi dengan DPMD untuk mekanisme penyaluran berikutnya. Mungkin nanti di serahkan ke kecamatan dan desa masing-masing. Apakah nanti tempatnya mau di desa, atau di lainnya tetap lebih fleksibel,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Majalengka Piping Ma’arif mengaku prihatin atas kasus meninggalnya salah seorang penerima BLT di wilayah Leuwimunding. Menurut dia, ini menjadi evaluasi dan pertimbangan kedepannya dalam penyaluran tahap selanjutnya.
“Sebenarnya sejak awal juga fleksibel. Tetapi karena keterbatasan jumlah personel perbankan sehingga dilakukan penyaluran di setiap kecamatan. Terutama untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan khususnya pembagian uang dengan jumlah yang sangat banyak,” tandasnya.
Ketua komisi IV, H Hanurajasa Tatang Riana menyikapi satu orang warga penerima BLT meninggal dunia diwilayahnya. Politisi PAN asal desa Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding ini menyatakan pihaknya mengaku sejak awal berdasarkan informasi bahwa penyaluran dilakukan di masing-masing kecamatan itu karena keterbatasan dari petugas perbankan. Sehingga penyaluran bagi DD, Pemkab itu kerjasama dengan perbankan dalam hal ini BJB yang serentak di setiap kecamatan.
“Alasan safety dan keamanan karena dana yang dibawa dalam jumlah yang besar. Sehingga meminimalisir hal yang tidak diinginkan. Berbeda kalau dulu kan penjadwalan mendadak. Berbeda sekarang itu kan serentak,” tukasnya. (ono)